Sekelompok pendukung papua
barat di Australi membuka kantor di daerah Dockland, Melbourne, Selasa
(24/6/2014). Mereka menyebut kelompok mereka sebagai Republik Federal Papua
Barat.
Seperti menurut Ronny Kareni
yang merupakan salah satu aktivis papua Merdeka bahwa kantor ini bertujuan
mempromosikan dialog mengenai masa depan politik provinsi Indonesia. Ia juga
menjelaskan, kantor ini akan melakukan lobi bagi kemerdekaan papua. “Tujuan
kantor ini pada dasarnya untuk mencari dukungan PBB, juga Australia yang saat
ini menjadi anggota tidak tetap dewan keamanan.” Serta untuk bernegosiasi
dengan pemerintah Australia dan Indonesia untuk memasuki tahapan mediasi pihak
ketiga mengenai masa depan Papua Barat.
Sikap PM Tony Abbott,
sebagaimana dikemukakan beberapa bulan lalu, menunjukkan bahwa Australia tidak
ingin mencampuri urusan kedaulatan Indonesia. Selain itu, ia juga mengemukakan
pemerintahannya tidak ingin mendukung kelompok-kelompok yang ingin menjadikan
Australia sebagai panggung untuk mengusung isu kemerdekaan Papua Barat.
Bulan Maret lalu, PM Vanuatu
Moana Carcasses Kalosil di depan sidang Komisi HAM PBB di Genewa menyatakan
dukungannya bagi kemerdekaan Papua Barat.
Sikap Vanuatu itu bertentangan
Fiji, Papua Nugini dan Kepulauan Solomon. Dalam pernyataan bersama Menlu ketiga
negara itu di Jakarta, mereka mengatakan Indonesia memiliki kedaulatan atas
Papua Barat.
Beberapa waktu yang lalu
pada debat Capres yang membahas tentang hubungan Australia dan Indonesia juga
disinggung. Menteri Luar Negeri, marty Natalegawa menyetujui pernyataan kedua
calon presiden saat menjawab isu mengenai hubungan Indonesia dengan Australia.
“Pernyataan keduanya sangat bijak. Mereka mengedepankan masalah trust, saling percaya. Itu, sesuatu yang
selama ini disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri. Intinya, sekarang apakan
Australia melihat Indonesia sebagai kawan atau lawan”
Pernyataan serupa pernah
dilontarkan oleh Marty ketika menjawab pertanyaan media paska skandal
penyadapan yang dilakukan oleh Badan Intelijen Australia (DSD) terbongkar.
Marty mengaku jengkel, karena sebagai negara tetangga, Australia malah
menggunakan kemampuan teknologi intelijennya untuk memata-matai RI.
Menurut Capres Prabowo
Subianto soal fluktuasi hubungan bilateral Indonesia dan Australia itu bukan
berakar dari Indonesia, melainkan Negeri kanguru itu sendiri serta Asutrali
masih ada rasa curiga terhadap Indonesia. Karena Indonesia dengan jumlah
penduduk besar dan sering dianggap emosional dan juga pernah beberapa kali
melakukan tindakan militer. Jadi Australi menganggap bahwa Indonesia sebaga
ancaman.
Menurut mantan Danjen
Kopasus itu, tidak ada yang salah dengan Indonesia, karena RI ingin bersahabat
baik dengan semua negara. Beliau juga menegaskan bahwa “sudah menjadi kewajiban
kita untuk meyakinkan bahwa kita ingin jadi tetangga yang baik, tidak mau
berbuat yang enggak-enggak. Kita sahabat, bukan ancaman. Kita harus buktikan
niat kita baik, tetapi harus tegas dalam mempertahankan kepentingan inti kita.
http://dunia.news.viva.co.id/news/read/515743-capres-singgung-hubungan-ri-australia--ini-komentar-marty
http://dunia.news.viva.co.id/news/read/515743-capres-singgung-hubungan-ri-australia--ini-komentar-marty
Adapun kejadian yang terjadi
pada saat Delapan Keluarga pencari suaka berhasil selamat dari tragedi kapal
SIEV 221 yang terjadi tahun 2010 lalu, menggugat Pemerintah Australia. Mereka
menuduh Australia lalai dalam tragedi empat tahun lalu. Kapal penyelamat yang
seharusnya membantu mereka di Pulau Christmas tidak berfungsi.
Kantor berita ABC News,
Selasa, 17 Juni 2014, tuntutan mereka disampaikan oleh pengacara George
Newhouse ke Mahkamah Agung pada Senin kemarin. Menurut Newhouse, Pemerintah
Australia bertanggung jawab terhadap tewasnya 50 orang dalam tragedi itu.
Negeri Kanguru juga dianggap
“Abai” dalam perlindungan pencari suaka. "Kami yakin bukti akan
menunjukkan kepada Negeri Persemakmuran, bahwa mereka tahu atau seharusnya tahu
tidak ada perlindungan yang cukup yang telah diberikan untuk melindungi
perempuan dan anak-anak di kapal itu," ujar Newhouse.
http://dunia.news.viva.co.id/news/read/513481-pencari-suaka-gugat-pemerintah-australia
http://dunia.news.viva.co.id/news/read/513481-pencari-suaka-gugat-pemerintah-australia
Dari pernyataan diatas
ditunjukkan bahwa negara kanguru ini menganggap Indonesia sebagai kawan atau
lawan. Banyak kejadian-kejadian yang terjadi antara Indonesia dan Asutralia
karena rasa curiga Australia terhadap Indonesia. Dengan didirakannya kantor OPM
di Melbourne ini tidak akan mempengaruhi perkembangan pembangunan dan
kesejahteraan masyarakat papua. Masyarakat papua tidak akan menjadi korban
dalam masalah yang terjadi di Australia dengan adanya didirikan kantor
tersebut.
Karena di Indonesia telah
dilaksanakan beberapa program dari pemerintah dan pemerintah pusat guna
membangun papua lebih maju. Adapun beberapa program yang telah dilaksanakan
yaitu Otonomi Kusus bagi kesejahteraan rakyat papua. Negara lain tidak akan
bisa mempengaruhi masyarakat Indonesia terutama masyarakat Papua untuk lepas
dari bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar