Jumat, 27 Juni 2014

0 Tidak Ada Negara Lain Yang Dapat Mempengaruhi Papua Lepas Dari Indonesia


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
Sekelompok pendukung papua barat di Australi membuka kantor di daerah Dockland, Melbourne, Selasa (24/6/2014). Mereka menyebut kelompok mereka sebagai Republik Federal Papua Barat.

Seperti menurut Ronny Kareni yang merupakan salah satu aktivis papua Merdeka bahwa kantor ini bertujuan mempromosikan dialog mengenai masa depan politik provinsi Indonesia. Ia juga menjelaskan, kantor ini akan melakukan lobi bagi kemerdekaan papua. “Tujuan kantor ini pada dasarnya untuk mencari dukungan PBB, juga Australia yang saat ini menjadi anggota tidak tetap dewan keamanan.” Serta untuk bernegosiasi dengan pemerintah Australia dan Indonesia untuk memasuki tahapan mediasi pihak ketiga mengenai masa depan Papua Barat.

Sikap PM Tony Abbott, sebagaimana dikemukakan beberapa bulan lalu, menunjukkan bahwa Australia tidak ingin mencampuri urusan kedaulatan Indonesia. Selain itu, ia juga mengemukakan pemerintahannya tidak ingin mendukung kelompok-kelompok yang ingin menjadikan Australia sebagai panggung untuk mengusung isu kemerdekaan Papua Barat.
Bulan Maret lalu, PM Vanuatu Moana Carcasses Kalosil di depan sidang Komisi HAM PBB di Genewa menyatakan dukungannya bagi kemerdekaan Papua Barat.
Sikap Vanuatu itu bertentangan Fiji, Papua Nugini dan Kepulauan Solomon. Dalam pernyataan bersama Menlu ketiga negara itu di Jakarta, mereka mengatakan Indonesia memiliki kedaulatan atas Papua Barat. 

Beberapa waktu yang lalu pada debat Capres yang membahas tentang hubungan Australia dan Indonesia juga disinggung. Menteri Luar Negeri, marty Natalegawa menyetujui pernyataan kedua calon presiden saat menjawab isu mengenai hubungan Indonesia dengan Australia. “Pernyataan keduanya sangat bijak. Mereka mengedepankan masalah trust, saling percaya. Itu, sesuatu yang selama ini disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri. Intinya, sekarang apakan Australia melihat Indonesia sebagai kawan atau lawan”

Pernyataan serupa pernah dilontarkan oleh Marty ketika menjawab pertanyaan media paska skandal penyadapan yang dilakukan oleh Badan Intelijen Australia (DSD) terbongkar. Marty mengaku jengkel, karena sebagai negara tetangga, Australia malah menggunakan kemampuan teknologi intelijennya untuk memata-matai RI.

Menurut Capres Prabowo Subianto soal fluktuasi hubungan bilateral Indonesia dan Australia itu bukan berakar dari Indonesia, melainkan Negeri kanguru itu sendiri serta Asutrali masih ada rasa curiga terhadap Indonesia. Karena Indonesia dengan jumlah penduduk besar dan sering dianggap emosional dan juga pernah beberapa kali melakukan tindakan militer. Jadi Australi menganggap bahwa Indonesia sebaga ancaman.

Menurut mantan Danjen Kopasus itu, tidak ada yang salah dengan Indonesia, karena RI ingin bersahabat baik dengan semua negara. Beliau juga menegaskan bahwa “sudah menjadi kewajiban kita untuk meyakinkan bahwa kita ingin jadi tetangga yang baik, tidak mau berbuat yang enggak-enggak. Kita sahabat, bukan ancaman. Kita harus buktikan niat kita baik, tetapi harus tegas dalam mempertahankan kepentingan inti kita.
http://dunia.news.viva.co.id/news/read/515743-capres-singgung-hubungan-ri-australia--ini-komentar-marty

Adapun kejadian yang terjadi pada saat Delapan Keluarga pencari suaka berhasil selamat dari tragedi kapal SIEV 221 yang terjadi tahun 2010 lalu, menggugat Pemerintah Australia. Mereka menuduh Australia lalai dalam tragedi empat tahun lalu. Kapal penyelamat yang seharusnya membantu mereka di Pulau Christmas tidak berfungsi.

Kantor berita ABC News, Selasa, 17 Juni 2014, tuntutan mereka disampaikan oleh pengacara George Newhouse ke Mahkamah Agung pada Senin kemarin. Menurut Newhouse, Pemerintah Australia bertanggung jawab terhadap tewasnya 50 orang dalam tragedi itu.

Negeri Kanguru juga dianggap “Abai” dalam perlindungan pencari suaka. "Kami yakin bukti akan menunjukkan kepada Negeri Persemakmuran, bahwa mereka tahu atau seharusnya tahu tidak ada perlindungan yang cukup yang telah diberikan untuk melindungi perempuan dan anak-anak di kapal itu," ujar Newhouse.
http://dunia.news.viva.co.id/news/read/513481-pencari-suaka-gugat-pemerintah-australia

Dari pernyataan diatas ditunjukkan bahwa negara kanguru ini menganggap Indonesia sebagai kawan atau lawan. Banyak kejadian-kejadian yang terjadi antara Indonesia dan Asutralia karena rasa curiga Australia terhadap Indonesia. Dengan didirakannya kantor OPM di Melbourne ini tidak akan mempengaruhi perkembangan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat papua. Masyarakat papua tidak akan menjadi korban dalam masalah yang terjadi di Australia dengan adanya didirikan kantor tersebut.


Karena di Indonesia telah dilaksanakan beberapa program dari pemerintah dan pemerintah pusat guna membangun papua lebih maju. Adapun beberapa program yang telah dilaksanakan yaitu Otonomi Kusus bagi kesejahteraan rakyat papua. Negara lain tidak akan bisa mempengaruhi masyarakat Indonesia terutama masyarakat Papua untuk lepas dari bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kamis, 26 Juni 2014

0 Himbauan Pada 1 Juli Agar Tidak Terprovokasi


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
Perlu kita ketahui bersama bahwa di Papua masih ada sebagian kelompok yang masih berbeda paham dengan ideologi NKRI, yang sering kita kenal dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dengan tujuan ingin melepaskan diri dari bangsa Indonesia. Inilah yang sering kali dilakukan  dengan cara melakukan kegiatan-kegiatan untuk menghasut dan meneror rakyat Papua guna mendukung kegiatannya untuk dapat melepaskan diri dari NKRI yang kita cintai. Sehingga kelompok bersenjata selalu membuat kerusuhan dan menjadikan kondisi wilayah Papua menjadi tidak kondusif. 
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) sering kali melancarakan aksi dengan jalan mengangkat senjata api mengancam dan meneror penduduk yang tidak berdosa bahkan bahkan tidak segan-segan melakukan penembakan terhadap warga sipil yang dianggap mengganggu aksi yang akan dilakukan gerakan KKB tersebut.
Selain itu juga dalam merekrut anggota barunya harus disertai dengan aksi pemaksaan terhadap warga/penduduk yang bermukin didekat kelompok tersebut untuk ikut bergabung dengan mereka. 
Bukan itu saja dari keseluruhan kejadian didalam media cetak maupun elektronik yang mereka lancarkan, mereka juga sering menghadang aparat keamanan dan menembaki aparat keamanan yang sedang melaksanakan tugas patroli pengamanan perbatasan maupun melaksanakan tugas patroli pengamanan daerah rawan di wilayah Papua. 
Karena KKB merasa terancam dengan adanya aparat keamanan sehingga kelompok tersebut sering melakukan gangguan terhadap TNI dan Polri yang sedang melaksanakan tugas pengamanan. TNI dan Polri tidak akan segan-segan untuk menindak tegas terhadap KKB yang akan membuat kekacauan di wilayah Papua.
Guna mengantisipasi terhadap kemungkinan pergerakan kelompok kriminal bersenjata yang diisukan akan mencuat saat hari terbentuknya kelompok tersebut pada tanggal 1 Juli 2014 mendatang, sesuai isu yang beredar bahwa kelompok kriminal bersenjata akan melakukan aksi-aksi pengibaran bendera bintang kejora dan kumpul-kumpul dilokasi tertentu. Namun pihak TNI dan Polri telah menyiapkan langkah-langkah secara prefentif untuk mengatasi gerakan KKB yang akan melakukan aksi-aksi kriminal. Sebagaimana pernyataan yang telah disampaikan oleh salah satu pejabat di Papua bahwa “pada tanggal 1 Juli mendatang tak ada apa-apa di 1 Juli itu, dari dulu sudah kita antisipasi, tidak ada masalah dan tidak ada bedanya 1 Juli tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya dan masyarakat sudah tidak bisa dipengaruhi lagi.”
Untuk itu, sekali lagi dihimbau kepada seluruh masyarakat Papua dan Papua Barat agar tidak terprovokasi oleh isu-isu yang negatif. TNI dan Polri selalu siap untuk memberikan pengamanan terhadap masyarakat Papua dan Papua Barat. Bagi siapa saja yang mengganggu dan berusaha untuk membuat kekacauan di tanah Papua yang damai ini akan ditindak dengan tegas sesuai hukum dan perundangan-undangan yang berlaku di Indonesia. 

Rabu, 25 Juni 2014

0 Kapolda Akan Beri penghargaan Bagi Dua Anggota Polri dan TNI


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
Jayapura – Pada 1 Juli 2014 mendatang Polda Papua akan memberikan penghargaan kepada dua anggota TNI dan dua anggota Polri atas upaya pengungkapan kasus pemerkosaan yang terjadi pada Kamis (13/2) yang lalu dan sudah diserahkan ke Kejaksaan negeri jayapura alias Tahap II pada 11 April kemarin.

Empat anggota tersebut adalah Aiptu Edy Purwadi, Brigpol Suharjono, dari polsek Jayapura Selatan, serta Sertu Gustaf Naboba dan Serda Lofin Bisay yang akan langsung diserahkan oleh Kapolda Papua, Irjen Pol M Tito Karnavian dalam rangka memperingati HUT Bhayangkara yang ke-68.

Kabidhumas Polda Papua, Kombes Pol Sulistyo Pudjo Hartono, mengatakan, pemberian penghargaan tersebut sangat penting dalam rangka mengapresiasi kinerja anggota Polri dan TNI dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat.

“Adanya jalan baru di atas tersebut kan untuk membantu memperlancar transportasi, namun di sana sepi sehingga memungkinkan terjadinya kejahatan, maka dari itu ketika ada kasus di sana dan anggota Polri sama TNI kemudian menolong mereka maka ini adalah suatu keberhasilan sehingga kita patut mengapresiasi,”tambahnya.

Sekitar satu bulan yang lalu, Kapolsek Jayapura Selatan, Kompol Y Takamully juga pernah juga pernah memberikan penghargaan kepada dua anggota TNI tersebut karena membantu pihaknya dalam rangka menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah hukumnya. Ketika dihubungi melalui selulernya, Kapolsek juga menyatakan apresiasinya.

“Iya, itu anggota TNI memang pernah kita beri penghargaan dan kami berterimakasih kepada mereka. Kalau kemudian Kapolda juga mau memberikan penghargaan, saya kira itu juga lebih baik,”tandasnya.

Perlu diketahui bahwa kejadian pemerkosaan itu terjadi pada Kamis (13/2) sekitar pukul 13.00 WIT di Jalan Alternatif kampung Buton. Tersangka atas nama Aples Watratan (36) warga Padang Bulan, Abepura dengan korban seorang mahasiswi berusia 22 tahun yang tinggal di Doyo baru Sentani.

Adapun kronologis kejadiannya adalah pada waktu itu, terseangka menawarkan diri untuk mengantar korban ke mata jalan Sentani dengan menggunakan mobil Inova DS 1636 AI. Ternyata tersangka tidak menurunkan korban di tepi jalan malah melanjutkan perjalanan ke arah Jayapura lalu menghentikan kendaraannya sembarangan di Jalan Baru, Kampung Buton.

Tersangka lalu memaksa korban untuk bersetubuh namun ditolak korban hingga terjadi penganiayaan dan pemaksaan hingga korban diperkosa. Ketika itu, Patroli Gabungan antara Polri dan TNI lewat dan karena curiga terhadap keributan di dalam mobil tersebut, apalagi parkirnya tidak beraturan, mereka kemudian mendatanginya dan membawa pelaku ke polisi.

Sumber : Cenderawasih Pos

Minggu, 22 Juni 2014

0 Bentrok Bukan Jalan Keluar..!!


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
Kembali terjadi bentrok antar dua kelompok warga Distrik Kenyem, Kabupaten Nduga, Papua yang melukai 3 warga dan 1 prajurit TNI pada Sabtu (21/06) pukul 13.30 WIT.

Bentrok ini terjadi karena di picu dengan kasus tewasnya Penias Lokbere dalam kecelakaan lalu lintas di Timika, Mimika, sebulan lalu. Kepolisian Daerah Papua, Kombes Pol Sulistyo Pudjo mengatakan bahwa sebelum kejadian Nasir Lokbere selaku gurunya tidak memberikan ijazah Penias Lokbere. Penias Lokbere merasa kecewa, lalu ia mengkonsumsi minuman keras dan mengendarai sebuah sepeda motor lalu berujung dengan kecelakaan.

Keluarga Penias Lokbere menuduh Nasir sebagai penyebab kecelakaan dan kematian dari Penias. Karena Nasir mengabaikan permintaan keluarga Penias untuk menyelasikan masalah tersebut, maka keluarga Penias menyerang keluarga Nasir yag berada di kenyem, Kab. Nduga.

Bentrokanpun terjadi dengan menggunakan senjata tajam tradisional panah. Dalam bentrokan ini pihak keamanan tidak ambil diam. Terdapat aparat TNI-Polri yang mencoba melerai bentrok tersebut, tetapi salah satu anggota menjadi sasaran dari bentrok kedua keluarga tersebut.

Aparat keamanan kemudian melepaskan tembakan peringatan berulang-ulang, dan akhirnya bentrokpun dapat di hentikan. Setelah bentrok dihentikan, terdapat 3 orang warga yang terluka bersama salah satu anggota dilarikan ke Rumah Sakit Umum Jayawijaya untuk di evakuasi dan dirawat.

Bentrok yang terus-menerus terjadi ini bukanlah salah satu jalan keluar yang tepat dalam menyelesaikan suatu masalah. Tetapi hal itu semua malah menjadi suatu kerugian bagi masyarakat sendiri. Bukannya akan menyelesaikan masalah, melainkan akan memperkeruh keadaan yang aman dan nyaman serta membuat keadaan menjadi tidak kondusif di papua.

Apabila warga dapat menahan diri maka bentrok tidak akan terjadi hingga saling serang dengan senjata tajam yang dapat melukai warga dan pihak yang tidak terkait dalam kejadian tersebut.

Warga sekitar akan merasa tidak nyaman, aman dan tenang dengan adanya bentrok yang terjadi. Dan seharusnya tidak perlu dengan cara kekerasan yang di ambil, semua itu dapat diselesaikan dengan musyawarah secara damai dan tidak main hakim sendiri.


Aparat keamanan akan menindak keras warga yang membuat kerusuhan. Karena itu semua demi keamanan dan kenyamanan warga papua dalam menjalankan kegiatan sehari-hari. Tindakan keamanan akan semakin diperkuat dan ditingkatkan demi menjaga keamanan dan keutuhan NKRI.

Jumat, 20 Juni 2014

0 Penyerahan Tiga Pucuk Senjata GSP


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
Penyerahan tiga pucuk senjata ini terjadi pada tanggal 17 Juni 2014 pukul 06.30 WIT di Distrik Gome Illaga dari tangan GSP bersenjata kepada anggota keamanan pos Tembagapura.

Peristiwa penyerahan senjata ini dilakukan oleh salah satu anggota dari kelompok GSP bersenjata tersebut karena ia sangat ingin kembali ke pangkuan Ibu pertiwi dan ingin sah menjadi warga Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dia juga akan kembali ke Timika pada awal Juni ini. Sadar akan kemajuan yang telah berkembang di papua, dan terdapat banyak fasilitas-fasilitas yang mempunyai yang telah diberikan dari pemerintah Indonesia seperti teknologi yang maju, serta adanya kerjasama antara pihak keamanan dan masyarakat yang cukup baik, maka salah satu anggota GSP bersenjata ini menyerahkan beberapa pucuk senjata. Penyerahan itu merupakan salah satu wujud bahwa dia menyerahkan diri dan benar-benar ingin menjadi warga negara Indonesia.

Kesadaran dari anggota GSP/B untuk menyerahkan diri dan 3 pucuk senjata ini dikarenakan adanya upaya pendekatan yang diberikan oleh aparat keamanan. Dalam melakukan pendekatan ini, pihak keamanan juga harus mendapatkan dukungan dari pemerintah guna memberikan kesejahteraan untuk mereka nantinya.

Sebelum menyerahkan senjatanya, adapun beberapa permintaan yang di inginkan oleh salah satu anggota GSP/B ini, yaitu :

1.    Bahwa dia ingin hidup dengan layak, tenang dan damai di tengah masyarakat umumnya.
2.    Ia juga menginginkan fasilitas-fasilitas guna mendukung kehidupan perekonomiannya seperti mendirikan sebuah toko maupun kios untuk menjual bahan-bahan pangan dan keperluan rumah tangga guna mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Pemerintah akan memberikan segala fasilitas-fasilitas yang diperlukan bagi kelompok-kelompok kriminal salah satunya adalah memberikan mereka tempat tinggal yang layak huni jika mereka sadar dengan tindak kekerasan yang mereka lakukan dan mau turun ke kota serta akan kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bukan itu saja, pemerintah juga akan melibatkan mereka dalam pembangunan demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat di Papua.


Diharapkan dengan adanya penyerahan 3 pucuk senjata ini, salah satu anggota GSP/B dapat memberikan upaya yg persuasif agar masyarakat yang m,asih bergabung dengan GSP/B lainnya yang masih hidup di hutan dan masih berbeda pendapat dengan NKRI agar segera kembali ke tengah-tengah aktivitas masyarakat yang aman, damai dan tenteram.

Rabu, 18 Juni 2014

0 Festival Danau Sentani


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
Papua memiliki corak alam dan budaya yang begitu menarik, karna itu banyak wisatawan lokal dan mancanegara yang berkunjung ke pulau paling timur Indonesia ini. Keindahan alam papua menggambarkan kehidupan masyarakat papua yang aman dan nyaman. Kebudayaan yang dimiliki Indonesia ini sangatlah beragam dari bagian barat sampai timur Indonesia.

Salah satu kegiatan yang diselenggarakan untuk menunjukkan seni budaya papua yaitu Festival Danau Sentani (FDS). Festival Danau Sentani ini menjadi momentum khusus untuk menampilkan sejumlah budaya asli Sentani. Acara FDS ini dilaksanakan di kawasan wisata Kalkhote, Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua. Danau Sentani ini merupakan danau terbesar di Papua yang memiliki luas ± 10.400 hektar. Lokasi Danau Sentani ini tidak jauh dari Kab. Jayapura. Apabila kita berangkat dari Jayapura, kita dapat memanfaatkan alat transportasi berupa bus kecil dimana akan memakan waktu selama 30 menit. Akses menuju danau sentani ini cukup mudah karena berada dekat dengan Bandara Sentani, pintu masuk jalur udara kawasan Jayapura.

Tujuan dari diselenggarakannya Festival ini guna membangun kesadaran dalam penyelamatan dan keindahan alam danau sentani. Didalam Festival ini terdapat beberapa pertunjukan budaya yang dimiliki oleh Papua. Bukan hanya itu tetapi juga mengahdirkan beragam acara menarik untuk masyarakat sekitar dan wisatawan yang hadir. Lomba-lomba digelar selama empat hari selama festival ini berlangsung, beberapa lomba tersebut ialah : lomba suling tambur, lomba folk song dengan lagu khusus dari tanah Tabi, lomba dayung perah untuk laki-laki dan perempuan. Masyarakat sekitar juga menyediakan home stay bagi pengunjung yang akan menginap di sekitar danau sentani tersebut.

FDS ini pertama kali di gelar pada tahun 2008 hingga mencapai tahun ke-6 di tahun 2014. Karena begitu besarnya perhatian dari wisatawan dalam dan luar negeri terhadap festival ini maka Festival Danau Sentani rutin diadakan setiap tahunnya tepatnya dilaksanakan pada bulan Juni. 

Selepas dari acara festival, danau ini juga sering dikunjungi. Keindahan alam yang indah, tradisi yang kuat, masyarakat yang ramah tamah dan masakan kulinernya yang menarik perhatian sehingga ingin untuk mecicipi makanan khas Papua. Adapun beberapa aktivitas masyarakat yang dilakukan di Danau sentani ini adalah berenang, membuat sagu, menjual makan papeda, menjual camilan  matoa, membuat lukisan kulit kayu, dan menganyam rambut.
 

Kegiatan diatas merupakan salah satu seni budaya yang mempertontonkan bahwa nilai seni budaya Indonesia sangat beragam. Kegiatan FDS yang diselenggarakan di papua ini menunjukkan bahwa pulau papua adalah pulau mutiara Indonesia. Dari kebudayaan ini dapat menunjukkan persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

0 12 Karyawan PT. DMT Di Sandera Oleh KKB


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!























Timika – Telah terjadi penyanderaan terhadap karyawan PT. Daya Mulia Turangga (DMT) yang dilakukan oleh kelompok GSP/B pada Selasa (17/06) pukul 09.30 WIT bertempat di Camp. Darurat PT. DMT, Jl. Wagete – Timika, desa Bagumoma KM.13 Kab. Paniai.

Dalam penyanderaan tersebut terdapat 12 orang karyawan PT. DMT yang menjadi tawanan dari kelompok Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Kelompok ini mengatasnamakan kelompok pimpinan John Magai yang berjumlah 17 orang dengan membawa 5 pucuk senjata laras panjang, 3 pucuk laras pendek dan parang.

Adapun nama-nama karyawan PT. DMT yang di sandera yaitu Turijan, Rustandi, Hadi Sunoto, Akib, Robby, Lamhot Naenggolan, Febrinius Visentus, Sugeng Edy P, Sudirman, Moh. Soleh, Joko Tulisno. 

Motif penyanderaan ini masih belum diketahui dan masih dalam penyelidikan pihak kepolisian setempat. Kasus penyanderaan ini telah membuat resah warga sekitar dan membuat kondisi keamanan menjadi tidak kondusif.

TNI/Polri masih menyelidiki kasus penyanderaan terhadap 12 karyawan dan akan menindak tegas kelompok KKB tersebut. Tingkat keamanan akan lebih ditingkatkan agar keadaan kembali kondusif dan warga dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari tanpa adanya gangguan dari kelompok kriminal.

Selasa, 17 Juni 2014

0 Kunjungan SBY ke Fiji guna klarifikasi permasalahan di Papua


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!

Jayapura - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertolak ke Republik Fiji, Selasa (17/6/2014) pagi, hingga Kamis (19/6/2014). Dalam pertemuan bilateral yang akan dilakukan dengan pemimpin negara Republik Fiji, Presiden SBY juga akan mengangkat isu Papua Merdeka yang kerap menjadi komoditas internasional.

Presiden mengatakan, dua organisasi asing yakni Pacific Islands Forum dan Melanesia Sparehead Groups (MSG) selama ini kerap digunakan sebagai wadah pergerakan Papua Merdeka. Para aktivis Papua Merdeka, sebut SBY, menggunakan dua organisasi itu untuk mendapatkan dukungan.

“Seolah-olah ingin mengalihkan blok menghadapi Indonesia,” ujar Presiden SBY dalam jumpa pers sebelum bertolak ke Fiji di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (17/6/2014).

Oleh karena itu, SBY mengatakan, agar persoalan di Papua tidak dibawa ke dunia internasional oleh elemen-elemen tertentu maka diperlukan upaya menjalin hubungan yang kuat dan baik dengan negara-negara di Pasifik Selatan. Hal ini yang menjadi agenda perjalanan SBY ke Fiji.

“Tugas kita adalah justru meningkatkan persahabatan kerja sama dan kemitraan dengan negara-negara itu dan kita menjelaskan kebijakan kita tentang Papua yang benar. Dengan demikian, disinformasi atau misinformasi tentang persoalan Papua dan apa yang dilakukan pemerintah Indonesia kita harapkan bisa mengurangi atau mengambil tiadakan,” ujarnya.

Wujud nyata Pemerintah Indonesia dan selaku Presiden Republik Indonesia SBY telah memberikan segala kebijakkan fasilitas dan peluang serta melayani segala tuntutan dan rong-rongan dari wadah pergerakan Papua Merdeka ataupun para aktivis Papua Merdeka. Untuk kemajuan propinsi Papua telah dibuktikan secara mendasar dengan adanya program Otsus Plus sehingga apabila dikatakan hal tersebut pemerintah Indonesia tidak memberikannya maka hal ini merupakan pendustaan terhadap massa didalam dan diluar negeri.  

Upaya lain yang dilakukan pemerintah dalam menyelesaikan persoalan Papua, salah satunya SBY mempersilakan para menteri luar negeri yang tergabung dalam MSG untuk berkunjung ke Papua dan Papua Barat sehingga bisa mengetahui langsung keadaan Papua sekaligus mengetahui kebijakan pemerintah terkait keadilan, pembangunan ekonomi, dan keamanan di wilayah itu. Sehingga tidak ada lagi pemikiran bahwa telah terjadi dikriminalisasi terhadap masyarakat yang berada di provinsi papua.

SBY juga menjelaskan bahwa kunjungan ke Fiji ini merupakan kunjungan Presiden RI pertama sejak Indonesia merdeka. Menurut Presiden, dua kegiatan utama yang akan dilakukannya dalam kunjungan kenegaraan kali ini adalah memenuhi undangan untuk membahas peningkatan kerja sama bilateral, dan juga akan menjadi tamu utama pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-2 The Pacific Islands Development Forum (PIDF).

Sejauh ini, lanjut Presiden Yudhoyono, hubungan Indonesia dengan empat negara di Pasifik Selatan, yaitu Timor Leste, Papua Nugini, Australia dan Selandia Baru, semakin membaik.

Pengamat intelijen dari Lembaga Pengembangan Kemandirian Nasional, Wawan Purwanto menjelaskan bahwa, kunjungan kerja Presiden ke Fiji adalah langkah yang tepat agar dapat melakukan pendekatan ke negara-negara Melanesia menyangkut masalah Papua.

"Negara-negara tetangga kita meskipun itu negara kecil ya, tapi di forum PBB ya suaranya tetap diperhitungkan. Nah karena mereka punya suara maka tetap harus dilakukan upaya pendekatan. Sehingga di dalam berbagai kesempatan di forum-forum dunia kita punya teman yang bisa mensupport apa yang menjadi kebijakan kita di level internasional. Jadi kita tidak bisa menganggap itu sebagai sesuatu yang remeh," ujarnya.

Dalam rangka kunjungan kenegaraan keFiji, SBY beserta rombongan memilih tidak menggunakan pesawat kepresidenan resmi Boeing Business Jet2 (BBJ - 2). melainkan menggunakan pesawat komersil Garuda Indonesia jenis Airbus 330.
Menurut direktur utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar, pihaknya diminta untuk menyiapkan pesawat untuk kunjungan kenegaraan SBY ke Fiji. Dia sendiri tidak tahu menahu alasan pemakaian pesawat komersil tersebut.

“kami diminta oleh stegneg ya kami siapkan. Saya tidak tahu alasannya, saya tidak involved (terlibat) dengan BBJ – 2. Kalau yang ini, direct Garuda Airbus 330, selama 10,5 jam ke Fiji”, ujarnya saat di temui  di bandara Halim Perdanakusuma.

Namun, Emir mengakui penerbangan komersil Garuda Indonesia, tidak ada yang direct ke Fiji. Pilihannya hanya melalui Sidney atau melbourne, Australia. Nantinya dari sana naik Qantas atau apa menuju ke Fiji,” ujarnya. 

Menurut rencana, Presiden SBY akan berada di Fiji pada tanggal 17-19 Juni 2014. Turut mendampingi Presiden SBY di antaranya Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo, dan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto.

Sumber :        Koran Cenderawasih Pos,
                        KOMPAS.com
                        http://www.voaindonesia.com/

0 Untuk Apa Memikirkan Kain Kejora


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
Sering terjadi penembakan yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal bersenjata. Beberapa saat yang lalu aparat TNI/Polri telah berhasil menembak mati anggota dari kelompok kriminal bersenjata yang sering kali mengacaukan keamanan di Papua. Bila kita mengaitkan masalah ini dengan peraturan mengenai Hak Asasi Manusia. Membunuh atau menghilangkan nyawa seseorang baik dengan sengaja maupun tidak sengaja, dengan maksud ataupun dengan tujuan tertentu jelaslah merupakan suatu kejahatan. Namun sebagai masyarakat umum, kita juga harus mampu membedakan mana yang termasuk dalam kejahatan dan mana yang merupakan suatu tindakan yang diperbolehkan.

Untuk itu sebelumnya kita harus mengetahui siapa yang menembak dan apa tujuannya. Bila ada orang yang menyatakan bahwa tindakan yang diambil aparat dalam membunuh para pelaku kriminal tersebut adalah suatu pelanggaran HAM. Maka hal ini jelaslah hanya penilaian yang tidak boleh kita terima begitu saja. Kedudukan TNI/Polri sebagai aparat pemerintah yang berfungsi sebagai penjaga keamanan dan pelindung seluruh tumpah darah Indonesia. Dimana dalam menjalankan tugasnya ini, apabila ada seseorang atau sekelompok orang yang berusaha mengacaukan keamanan, apalagi meneror masyarakat serta tidak segan-segan membunuh maupun melukai masyarakat, maka TNI sebagai pelindung rakyat wajib hukumnya melindungi masyarakat dengan cara apapun, apalagi jika hal tersebut berhubungan dengan keselamatan dan kedaulatan negara ini.

Apakah kain berwarna merah, bergaris biru dengan 1 bintang didalamnya bisa dikatakan sebagai sebuah bendera? Banyak masyarakat telah salah dalam mengartikan kain berbintang ini dengan menyebutnya sebagai Bendera bintang kejora. Hal ini jelas salah jika kita mengetahui makna dari bendera yang sebenarnya. Sehingga sebelumnya kita harus paham apa arti dari “Bendera”.

Bendera adalah sepotong kain, yang sering dikibarkan, dan pada umumnya digunakan secara simbolis untuk memberikan sinyal atau identifikasi. Hal ini sering juga digunakan untuk melambangkan suatu negara untuk menunjukkan kemerdekaannya.

Sekarang kita harus melihat apakah Bendera Bintang Kejora ini melambangkan suatu negara yang berdaulat? Jika benar, apakah negara tersebut telah syah berdiri sebagai sebuah negara? Jika begitu kita harus kembali merujuk pada syarat syah berdirinya negara. Dimana suatu negara dinyatakan syah berdiri sebagai negara yang berdaulat, apabila memenuhi minimal 4 unsur dibawah ini, yaitu :

1.    Rakyat.
Dalam suatu negara mutlak harus ada rakyat yang mendiami wilayah tersebut. Dimana rakyat itu merupakan sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh suatu perasaan senasib dan sepenanggungan untuk mencapai suatu tujuan bersama dalam mendirikan negara. Tanpa adanya orang sebagai rakyat pada suatu negara maka pemerintahan tidak akan berjalan.

2.    Wilayah.
Wilayah dalam suatu negara adalah tempat bagi rakyat untuk menjalani kehidupannya. Bagi pemerintah merupakan tempat untuk mengatur dan menjalankan pemerintahan. Wilayah suatu negara terdiri dari wilayah darat, laut, udara dan dasar laut dan tanah dibawahnya.

3.    Pemerintahan yang berdaulat.
Pemerintahan dalam arti luas yaitu seluruh lembaga negara yang terdiri dari lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Pemerintahan dalam arti sempit yaitu kekuasaan eksekutif yang terdiri dari presiden, wakil presiden dan menteri-menteri. Pemerintah yang berdaulat yaitu pemerintah yang syah yang diberi wewenang oleh rakyat sebagai pemegang kedaulatan berdasarkan undang-undang.

4.    Pengakuan dari negara lain.
Suatu negara syah berdiri manakala ada pengakuan dari negara lain, baik secara de facto maupun secara de yure. Pengakuan secara nyata (de facto) memang telah berdiri, mendapat banyak dukungan dari negara Internasional. Pengakuan secara de yure maknanya secara hukum International telah memenuhi syarat untuk berdiri sebuah negara.

Berdasarkan keempat unsur diatas, jika menyinggung unsur “rakyat” yang pertama, apakah kemerdekaan atas Papua memang diinginkan oleh seluruh masyarakat di Papua? Apakah seluruh atau sebagian besar masyarakat yang mendiami wilayah Papua ini mempunyai keinginan yang sama untuk mendirikan negara sendiri? Dengan melihat pada kenyataan yang terjadi selama ini, bahwasanya keinginan merdeka yang selama ini selalu dikoar-koarkan, hanyalah keinginan dari sekelompok kecil orang-orang yang berbeda paham saja dengan ideologi Indonesia, bukanlah keinginan bersama dari seluruh masyarakat di Papua.

Dengan demikian walaupun unsur yang kedua bisa terpenuhi tetapi untuk unsur ketiga yang mengarah pada pemerintahan yang berdaulat jelaslah sangat tidak mungkin, karena pemerintahan yang berdaulat itu merupakan hasil dari kesamaan cita-cita rakyat yang bersatu dalam mendirikan suatu pemerintahan, apalagi untuk mendapatkan pengakuan dari negara lain.

Dengan demikian sangatlah tidak pantas, suatu kain berlambangkan bintang kejora ini dikatakan sebagai BENDERA, lebih pantas dianggap sebagai simbol belaka. Sehingga kita tidak perlu terlalu repot memikirkan kain berbintang tersebut.

Namun masalah ini juga harus jadi perhatian serius pemerintah daerah, karena berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2007 tentang Lambang Daerah Bab I Ketentuan Umum pasal 1 point 5. 

Text Widget

Label