Membahas mengenai
keamanan yang ada di Papua, dibawah ini terdapat sedikit bahasan tentang
“Mengapa Papua pernah menjadi tanah Anarkis?” Menjawab pertanyaan tersebut,
pasti banyak orang yang beranggap bahwa ditanah Papua masih menggunakan hukum
rimba.
“Tidak”. Memang terdapat beberapa orang yang beranggapan
seperti itu karena banyak masyarakat Papua masih bergantung kepada alam.
Sebenarnya, bukan hal itu yang membuat Papua menjadi anarkis. Tetapi terdapat
beberapa organisasi terlarang yang ada di tanah Papua. Apa organisasi terlarang
tersebut? Pasti semua masyarakat menjawab OPM (Organisasi Papua Merdeka).
Serentak masyarakat Papua menjawab OPM karena siapa yang tidak tahu mengenai
kekerasan, kekejian dan kekejaman tindakan pembunuhan yang dilakukan oleh
Organisasi OPM.
Apabila ditelusuri
lebih dalam, OPM yang didirikan pada tahun 1965 yang bertujuan untuk mengakhiri
pemerintahan Provinsi Papua dan Papua Barat serta memisahkan diri dari NKRI. Organisasi
internal OPM sulit untuk ditentukan. Pada tahun 1996 Panglima Tertinggi OPM
adalah Mathias Wenda. Juru bicara OPM di Sydney, John Otto Ondawame, mengatakan
telah lebih atau kurang dari sembilan titah kemerdekaan. Jurnalis lepas
Australia, Ben Bohane, mengatakan telah ada tujuh titah kemerdekaan. Tentara
Nasional Indonesia mengatakan OPM memiliki dua sayap utama, 'Markas Besar
Victoria' dan 'Pembela Kebenaran'. Dari adanya pernyataan di atas menunjukkan
OPM itu tidak mempunyai asal-usul organisasi yang jelas dan terombang-ambing
keberadaanya. Bagaimana tidak, pada rapat PBB, OPM bukanlah suatu Organisasi
melainkan kelompok kriminal dan hal itupun telah terbukti hingga saat ini.
Seperti yang terdapat
di surat-surat kabar maupun berita yang beredar di tanah Papua bahwa OPM selalu
membuat onar dan kerusuhan. Contohnya seperti “OPM Menyerang Pasar Mama-Mama
Papua”. Dari itu kita turut prihatin akan keadaan masyarakat Papua. Apabila
pasar diserang, bagaimana masyarakat Papua untuk melakukan jual beli dan
memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan ekonomi apabila OPM selalu memeras dan menjadikan
masyarakat Papua sebagai budak dibawah tekanan dan kekejian OPM.
Contoh selanjutnya
adalah “OPM Menembak Aparat TNI-Polri”. Dari hal itu dapat dipastikan bahwa
memang OPM yang selalu membuat kerusuhan dan situasi yang bergejolak. Padahal
tugas TNI-Polri adalah untuk menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat Papua.
Tetapi mengapa OPM menyerang TNI-Polri? Berarti OPM tidak menginginkan
kenyamanan dan ketenteraman masyarakat Papua.
Itu beberapa contoh
mengapa tanah Papua sempat menjadi tanah anarkis. Dan untuk saat ini OPM tidak
bisa bergerak dan tidak bisa keluar kandang karena posisinya yang sekarang
terdesak dengan adanya ketegasan pemerintah yang dibantu aparat TNI-Polri guna
menanggapi ulah OPM yang selalu membabi buta masyarakat Papua dan sering kali
membuat kekacauan.
0 komentar:
Posting Komentar