Menurut
Kepala
Bidang Hubungan Masyarakat (Kabidhumas) Polda Papua Kombes Pol Sulistiyo Pudjo Hartono pada (11/12) menyatakan
bahwa pelaku penembakan terhadap dua anggota Brimob di Ilaga, Puncak Jaya Papua rata-rata berusia 14-15 tahun.
Pelaku penembakan terhadap dua
anggota Brimob merupakan pelaku yang diduga anak-anak Aibon, pasalnya anak-anak yang berada di daerah
tersebut tidak pernah bersekolah dan tidak tahu membaca. Seharusnya mereka
sudah harus bersekolah dan dapat membaca.
Tetapi apa boleh dipikir bahwa anak-anak Aibon
tersebut dilarang untuk bersekolah. Dengan tidak bersekolah, mereka tetap
menganggap diri mereka sebagai orang hebat. Mereka mempunyai pemikiran seperti
itu karena
dengan umur mereka yang baru 14-15 tahun tersebut sudah memegang senjata api
dan apabila mereka sudah memegang senpi tersebut mereka ingin melakukan apapun
sesuai keinginannya. Contohnya seperti melakukan tembakan kepada 2 orang Brimob
seperti kejadian di atas
tanpa mengetahui apa sebab dan akibatnya.
Hal itu dipicu dengan
kurangnya ilmu dan pendidikan yang seharusnya mereka telaah dan mereka terima.
Tanpa adanya ilmu, mereka dapat terhasut dan terpengaruh oleh ajakan-ajakan
negative. Begitu juga dengan orang tua mereka, pastinya tidak jauh berbeda.
Tetapi harusnya mereka sadar akan apa yang mereka perbuat apakah itu hal yang
positive atau negative.
Dipedalaman memang masih
terdapat para anggota-anggota Kelompok
Kriminal Bersenjata
(KKB) yang tidak bertanggung jawab dimana selalu memprovokasi serta mendoktrin dan
memanfaatkan kelemahan ilmu pendidikan masyarakat yang ada di pedalaman. Mereka memberi
senjata dan komponen senjata yang lain agar dapat membantu gerakan KKB membuat kerusuhan dan keonaran
dengan melakukan teror kepada aparat keamanan dan kepada masyarakat Papua lain
yang tak tahu apa-apa. Dengan itu, KKB dapat
menjalankan rencananya untuk menyengsarakan masyarakat Papua yang mempunyai
hati nasionalisme menjadi sengsara dan takut di bawah
tekanan KKB, karena ada
pihak-pihak yang berkeinginan untuk melepaskan Papua dari NKRI.
Untuk itu, orang tua yang ada
dipedalaman agar selalu mewaspadai dan mengontrol anak-anaknya agar tidak
mendapatkan jalan negative yang diberikan oleh para anggota KKB. Selain itu
para
orang tua juga harus tidak
mendoktrin anak-anaknya untuk berbuat kriminal. Ajak anak-anak untuk berbuat yang baik dan bermanfaat
buat orang banyak. Tanamkan jiwa-jiwa mereka untuk suka menolong terhadap orang
lain, bantu-membantu untuk membangun demi tercapainya masyarakat Papua yang
aman, damai dan sejahtera.
0 komentar:
Posting Komentar