Minggu, 14 Desember 2014

0 Polda Papua Periksa 24 Saksi


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!


JAYAPURA - Kasus Paniai yang menewaskan 4 warga terus diselidiki oleh aparat kepolisian. Untuk mengungkap kasus tersebut, sampai saat sebanyak 24 orang saksi diperiksa oleh Tim Penyidik Polda Papua bersama Tim Mabes Polri pasca kejadian tersebut. “Kemarin, Kamis (11/12) kami sudah periksa 24 orang saksi yang melihat berbagai rangkaian peristiwa di Enarotali tersebut,” kata juru bicara Polda Papua, Kombes (Pol) Sulistyo Pudjo Hartono melaui BBM selulernya.

Pudjo menerangkan, pemeriksaan terhadap saksi untuk mengumpulkan sejumlah informasi pasca peristiwa itu, agar memudahkan pihak penyidik dalam pengungkapan pelaku pasca kejadian itu.

“Penyidik juga mencari berbagai bukti seperti selongsong peluru, sudut tembakan, arah tembakan, sisa-sisa residu terbakarnya kantor KPU, sisa alat yang tertinggal, keterangan korban yang hidup, dan keterangan dokter yang memeriksa dalam bentuk keterangan sebagai saksi ahli,” katanya.

Sebelumnya, Pangdam XVII/Cenderawasih, Matjen TNI Fransen Siahan mengungkapkan, sejauh ini polisi dan Kodam terus melakukan investigasi untuk mengungkap kasus di daerah itu. “Kita harus maju terus dalam penanganan kasus ini. Yang benar kita katakan benar dan yang salah kita akan salah,” ungkap Pangdam Fransen, usai pelaksaan kegiatan jalan Sehat di halaman Kantor Gubernur Provinsi Papua.

Disinggung dugaan keterlibatan oknum TNI dalam kasus penganiayaan di Pondok Natal? Pangdam Fransen menandaskan, pihaknya belum bisa berkomentar karena tim investigasi dari polda dan Kodam sedang di lapangan.

“Biar aja ngomong pihak lain termasuk Komnas HAM, akan tetapi tim investigasi polri dari polda, tim dari kodam sedang bekerja dan maju asal berharap semua pihak mendukung,” katanya.

Pangdam berharap kepada semua pihak agar jangan kita tutup-tutupi karena saat ini Polda sedang mencari kebenaran. “Jangan ada katanya-katanya, jangan kita berandai-andai. Kalau anggota saya terlibat kita tegakkan, karena hukum merupakan paling tertinggi. Itu yang kita harapkan,” pungkasnya.

Seperti yang dikatakan oleh Bapak Panglima Besar Jenderal Sudirman bahwa prajurit bukanlah Tentara bayaran, bukan Tentara sewaan, politik Tentara adalah politik Negara dan loyalitas Tentara hanya untuk kepentingan Bangsa dan Negara.

0 komentar:

Posting Komentar

Text Widget

Label