Kamis, 17 November 2016

0 Tiga Rumah Dibakar Saat Bentrok Antar Warga


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!


Sorong – Duan kubu kelompok warga terlibat serang dengan senjata tajam berupa tombak, parang dan panah di Jalan Victory, Sorong, Papua Barat pada kamis (17/11). Aksi saling serang tersebut merupakan buntu dari keributan yang juga melibatkan dua kelompok warga malam sebelumnya. Akibatnya terdapat beberapa warga terkena anak panah.

Malam sebelumnya, dua kelompok warga juga saling serang dengan senjata tajam. Warga terlibat saling kejar-kejaran di kompleks pemukiman warga. Keributan antar dua kelompok tersebut , lantaran sejak sore sudah berhembus isu adanya serangan dari masing-masing kelompok.

Bentrok antar dua kelompok warga itu berlangsung hingga dini hari. Keributan meluas hingga salah satu kelompok merangsek ke pemukiman warga dan membakar 3 unit rumah. Salah satunya milik Ulis, rumahnya ludes dilalap Si jago merah tanpa diketahui siapa pelakunya.

Ulis yang bekerja sebagai petugas security di salah satu bank mengatakan beberapa orang yang masuk ke dalam rumah saat ia baru saja pulang kerja dan langsung melakukan pembakaran. “Tadi malam rumah saya dibakar habis semua, tidak ada yang tersisa,” ungkapnya.

Ditengah kerumunan massa yang berjaga-jaga jangan sampai diserang kelompok warga yang hanya berjarak beberapa ratus meter. Ia menyebut saat tiba dirumah, tiba-tiba beberapa orang menerobos masuk dan mengamuk.

Pelaku kemudian membakar rumahnya dan dua rumah milik adiknya yang bersebelahan. Barang-barang juga ikut terbakar. Ia hanya memikirkan keluarganya, istri dan anaknya untuk segera keluar dari rumah dan menyelamatkan diri.

Pagi kemarin sekitar pukul 09.30 WIT, isu adanya serangan dari kompleks sebelah membuat ia dan warga lainnya bersiap-siap melakukan perlawanan.

Dua kelompok warga saling serang menggunakan panah dan ketapel. Bentrok warga yang dipicu kasus dugaan pemerkosaan itu berlangsung hingga sore.

Hanya terpisah jembatan penyeberangan, kedua kelompok warga saling melancarkan aksi. Beberapa warga terkena anak panah. Beruntung anak panah itu hanya membuat luka gores dan tidak berakibat fatal.

Kapolres Sorong Kota, AKBP Edfrie R Maith, S.IK dan Wakapolres Kompol Asep Bangbang Saputra, S.IK turun tangan langsung ke lokasi keributan. Dibantu Kasat Reskrim AKP Fernando S Saragih, S.IK dan beberapa perwira lainnya, puluhan anggota polisi diterjunkan ke lokasi guna mengamankan situasi.

Anggota Polres Sorong Kota dan polsek Sorong Timur dikerahkan untuk memukul mundur kelompok warga agar keributan tidak meluas dan berlanjut lama. Situasi angsur reda setelah kurang lebih 2 jam polisi menengahi situasi. Mobil patroli dan Water Canon untuk membubarkan massapun ditempatkan di lokasi keributan.

Namun aksi saling serang kembali pecah sore harinya. Pukul 15.00 WIT, massa yang kembali terpancing isu adanya penyerangan dari warga kelompok lain kembali turun ke jalan. Saling kejar di semak-semak dan lorong-lorong tidak terhindarkan.

Dari kejadian saling serang kedua kalinya, satu rumah kosong dibakar massa dan satu gubuk dibelakang rumah warga juga ludes. Polisi ditempatkan di dua lokasi berangsur menenangkan warga dan berhasil membuat situasi kembali membaik. Warga yang masih membawa parang, panah dan tombak diarahkan untuk kembali ke rumahnya masing-masing.
Sebelum keributan itu, pihak kepolisian mengundang kepala-kepala suku untuk menggelar pertemuan di Polsek Sorong Timur. Dari peertemuan itu, didapati dua persoalan yang mengundang bentrok anatr kedua kubu yakni adanya kasus pemerkosaan seorang yang dilakukan 9 pelaku dan kasus penyerangan. 

Dalam pertemuan itu, Mathias Sueni yang mewakili pihak keluarga korban meminta agar parta pelaku pemerkosaan segera ditangkap dan buktinya disampaikan kepada pihak keluarga. Keluarga juga meminta agar para pelaku melihat kondisi korban yang sampai kini masih berada di RSUD Sele be Solu. Keluarga bermaksud yakni adanya bantuan untuk biaya perawatan korban.

Pihak kepolisian menyampaikan bahwa terkati persoalan tersebut dengan kasus pidana yakni pemerkosaan akan diproses sesuai prosedur hukum yang berlaku. Sedangkan untuk aksi saling serang antar dua kelompok warga diharapkan adanya peran kepala suku untuk menenangkan warganya. Di akhir pertemuan itu, kepala-kepala suku dan warga yang ada sepakat untuk berdamai dan tidak ada lagi aksi saling serang. Mereka yang hadir dalam pertemuan itu siap untuk menyampaikan kepada warga adanya kesepakatan yang sudah di bangun dalam pertemuan tersebut.

Setelah adanya kesepakatan, pihak kepolisian dan warga kembali ke lokasi untuk menyampaikan kepada warga untuk kembali ke rumahnya. Namun warga yang terpancing isu adanya warga dari kelompok lain menyusup dan akan kembali menyerang kembali menyiapkan persenjataan. Saling kejar dan saling serang kembali pecah. Sebelum akhirnya ditenangkan pihak kepolisian yang ada di lokasi kerusuhan. (Adr)

0 komentar:

Posting Komentar

Text Widget

Label