Selasa, 10 Februari 2015

0 Rekontruksi Kasus Penembakan 2 Anggota Brimob


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!


Pasca kasus penembakan dan pencurian senjata api oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kali Merah antara Kampung Nembune-Indawa, Kabupaten Lanny Jaya yang mengakibatkan 2 anggota Polres tewas ditempat (28/7), Tim Khusus Polda Papua melakukan Reposisi/Rekonstruksi.

Rekontruksi yang dilakukan tim Khusus Polda Papua yang dipimpin langsung Wadir reskrim Umum, AKBP Nur Habri dan dihadiri Kabid Humas Polda Papua yang berlangsung di jalan masuk Kampung Buton, Skyline, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura. Rekontruksi juga dilakukan sebanyak 10 adegan yang diperagakan dengan melibatkan dua tersangka yang berhasil ditangkap oleh Tim Khusus Polda Papua setelah terjadinya penembakan terhadap dua anggota Polres Lanny Jaya.

Kedua tersangka tersebut merupakan pimpinan Purom Okiman Wonda, yang selama ini beraksi di Kabupaten Lanny Jaya. Keduanya yakni, Wuyungga Tabuni, dan Nesmin Wonda.
Adegan pertama,  sepuluh kelompok Kriminal Besenjata (KKB) melakukan rapat di rumah Enden Wanombo Pimpinan KKB pada tanggal, 27 Juli 2014 malam hingga pagi, tanggal 28 Juli. Ke sepuluh kelompok tersebut diantaranya, Purom Okiman Wenda (Pimpinan KKB), Enden Wanimbo (Pimpinan KKB), Oni Wonda alias Oniara, Tier Wonda, Imu Wonda, Yam
Dua Tabuni, Kuloi Wonda, Nasimin Wonda, Ingge Wonda, Bagaya dan Wuyungga Tabuni.
Dari hasil rapat tersebut, mereka telah dibagi tugas dari Purom Okiman Wenda sebelum menuju ke lokasi sasaran. Selanjutnya, mereka berkumpul di daerah Kali Merah antara Kampung Nambune-Indawa.

Adegan kedua, para tersangka bekumpul di samping jalan tempat mereka melakukan penembakan. Kemudian Agenda ketiga dan keempat tiba di lokasi penembakan dengan posisi standby terhadap sasaran mereka.

Adegan ke lima, Ingge Wonda alias Geo menunggu kedatangan mobil polisi yang mereka incar,  untuk standby menghubungi pimpinan mereka Purom Okiman Wenda. Tak kemudian, anggota Polres Lanny Jaya sebanyak 8 orang melakukan patroli dengan menggunakan mobil Strada menuju distrik Indawa.

Kedelapan anggota tersebut yakni, Bripda Yoga menggunakan senjata Revolver, Brigpol Ronald menggunakan Senjat V2 sabara, Briptu Hiskia menggunakan Moser 3 Butir, Briptu Rivaldo menggunakan SSI V 5, Bripda Alex Numberi menggunakan senjata US Carabine, Bripda Molkon menggunakan senjata AK Rusian, Bripda Zulqlifli menggunakan senjata V2 dan Bripda Marinus (V2 Sabara).

Adegan kesembilan tim patroli tiba dilokasi dan langsung dilakukan penembakan pertema oleh Tier Wonda dalam mobil, disusul Imu Wonda.

Kemudian, mereka melakukan penembakan secara serentak di dalam mobil tersebut.
Penembakan itu,  Bripda Zulqlifli tewas setelah ditembak oleh para pelaku, dengan posisi tengkurap. Sementara Sopir bernama Bripda Yoga juga tewas setelah berusaha keluar dan lari dalam mobil yang dikemudikannya.

Adegan ke sepuluh, serangan kontak senjata pun terjadi dan 6 orang lainnya berhasil menyelamatkan diri. Namun tiga orang diantaranya mengalami luka tembak yakni, Bripda Rivaldo, Bripda Alex Numberi, Briptu Hiskia.

Usai pelaku mengeksekusi para korban, salah satu dari kelompok Puro Okiman Wenda bernama, Bagaya Wonda turun dari gunung mengambil senjata Revolver milik Bripda Yoga. Disusul Tier Wonda mengambil senjata monster yang kemudian lari ke hutan.

Secara perlahan, Nasimin Wonda turun lagi dari gunung menuju jalan dan berhasil mengambil senjata  yang berada di samping jalan dan diserahkan kepada Purom Okiman Wenda.

Usai menerima senjata,  Purom Okiman Wenda bersama anggotanya langsung turun mengumpulkan amunisi milik korban yang telah sudah tewas dan mengambil kunci mobil yang telah sudah masuk di jurang. Kemudian mereka melarikan diri ke hutan.

Hanya beberapa menit kemudian, tiba Tim Khusus Polda Papua dan melihat korban sudah meninggal di samping jalan, yang saat itu langsung melakukan pertolongan sambil mengejar para pelaku.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Patrige rekonstruksi yang dilakukan ini berdasarkan hasil perkembangan penenagkapan terhadap tiga anggota KKB anak buah dari Enden Wanimbo di Wamena.

“Rekonstruksi ini dilakukan, karena dua orang yang terlibat terhadap penembakan dua anggota Polres Lanny Jaya sehingga untuk melengkapi data harus dilakukan rekonstruksi, guna mempermudah penuntutan oleh pihak ke jaksaan  hingga dipengadilan,” katanya di lokasi kejadian.

Menurutnya, rekonstruksi guna mengetahui terjadinya kasus penembakan anggota Polisi pada 28 Juli 2014 lalu di Pirime, Lanny Jaya disaat anggota Polres Lanny Jaya melakukan patrol dari Pireme ke salah satu distrik yang berbatasan dengan Wamena.

“Ini dilakukan karena sudah ada pengakuan dari kedua tersangka dan mereka terlibat langsung dalam penembakan tersebut. Pembuktian itu tidak cukup sehingga harus dilakukan dengan rekonstruksi yang hari ini dilakukan dengan 10 adegan yakni, mulai dari tahap awal  yaitu

mulai rencana melakukan penyerangan hingga melakukan penembakan dan mengambil senjata milik anggota yang sudah meninggal dunia,” katanya.

Disisi lain, rekosntruksi untuk meyakinkan penyidik, karena pengakuan dari kedua tersangka  yakni Wuyungga Tabuni dan Nasiman Wonda sudah sesuai dengan kejadian yang sebenarnya.

Kedua tersangka memiliki peran yang cukup straegis yaitu melakukan eksekusi dan mereka juga mengambil 4 pucuk senjata anggota yang meninggal akibat terkena tembak oleh mereka. Disinggun jarak tembak yang dilakukan KKB persis di pinggir jalan dimana KKB juga melakukan penembakan terhadap rombongan anggota Brimob yang akan menjemput Sekda Lanny Jaya.

0 komentar:

Posting Komentar

Text Widget

Label