Pasca kasus penembakan dan
pencurian senjata api oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kali Merah
antara Kampung Nembune-Indawa, Kabupaten Lanny Jaya yang mengakibatkan 2
anggota Polres tewas ditempat (28/7), Tim Khusus Polda Papua melakukan
Reposisi/Rekonstruksi.
Rekontruksi yang dilakukan tim
Khusus Polda Papua yang dipimpin langsung Wadir reskrim Umum, AKBP Nur Habri
dan dihadiri Kabid Humas Polda Papua yang berlangsung di jalan masuk Kampung
Buton, Skyline, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura. Rekontruksi juga
dilakukan sebanyak 10 adegan yang diperagakan dengan melibatkan dua tersangka
yang berhasil ditangkap oleh Tim Khusus Polda Papua setelah terjadinya
penembakan terhadap dua anggota Polres Lanny Jaya.
Kedua tersangka tersebut
merupakan pimpinan Purom Okiman Wonda, yang selama ini beraksi di Kabupaten
Lanny Jaya. Keduanya yakni, Wuyungga Tabuni, dan Nesmin Wonda.
Adegan pertama, sepuluh kelompok Kriminal Besenjata (KKB)
melakukan rapat di rumah Enden Wanombo Pimpinan KKB pada tanggal, 27 Juli 2014
malam hingga pagi, tanggal 28 Juli. Ke sepuluh kelompok tersebut diantaranya,
Purom Okiman Wenda (Pimpinan KKB), Enden Wanimbo (Pimpinan KKB), Oni Wonda
alias Oniara, Tier Wonda, Imu Wonda, Yam
Dua Tabuni, Kuloi Wonda,
Nasimin Wonda, Ingge Wonda, Bagaya dan Wuyungga Tabuni.
Dari hasil rapat tersebut,
mereka telah dibagi tugas dari Purom Okiman Wenda sebelum menuju ke lokasi
sasaran. Selanjutnya, mereka berkumpul di daerah Kali Merah antara Kampung
Nambune-Indawa.
Adegan kedua, para tersangka
bekumpul di samping jalan tempat mereka melakukan penembakan. Kemudian Agenda
ketiga dan keempat tiba di lokasi penembakan dengan posisi standby terhadap
sasaran mereka.
Adegan ke lima, Ingge Wonda
alias Geo menunggu kedatangan mobil polisi yang mereka incar, untuk standby menghubungi pimpinan mereka
Purom Okiman Wenda. Tak kemudian, anggota Polres Lanny Jaya sebanyak 8 orang
melakukan patroli dengan menggunakan mobil Strada menuju distrik Indawa.
Kedelapan anggota tersebut
yakni, Bripda Yoga menggunakan senjata Revolver, Brigpol Ronald menggunakan
Senjat V2 sabara, Briptu Hiskia menggunakan Moser 3 Butir, Briptu Rivaldo
menggunakan SSI V 5, Bripda Alex Numberi menggunakan senjata US Carabine,
Bripda Molkon menggunakan senjata AK Rusian, Bripda Zulqlifli menggunakan
senjata V2 dan Bripda Marinus (V2 Sabara).
Adegan kesembilan tim patroli
tiba dilokasi dan langsung dilakukan penembakan pertema oleh Tier Wonda dalam
mobil, disusul Imu Wonda.
Kemudian, mereka melakukan
penembakan secara serentak di dalam mobil tersebut.
Penembakan itu, Bripda Zulqlifli tewas setelah ditembak oleh
para pelaku, dengan posisi tengkurap. Sementara Sopir bernama Bripda Yoga juga
tewas setelah berusaha keluar dan lari dalam mobil yang dikemudikannya.
Adegan ke sepuluh, serangan
kontak senjata pun terjadi dan 6 orang lainnya berhasil menyelamatkan diri.
Namun tiga orang diantaranya mengalami luka tembak yakni, Bripda Rivaldo,
Bripda Alex Numberi, Briptu Hiskia.
Usai pelaku mengeksekusi para
korban, salah satu dari kelompok Puro Okiman Wenda bernama, Bagaya Wonda turun
dari gunung mengambil senjata Revolver milik Bripda Yoga. Disusul Tier Wonda
mengambil senjata monster yang kemudian lari ke hutan.
Secara perlahan, Nasimin Wonda
turun lagi dari gunung menuju jalan dan berhasil mengambil senjata yang berada di samping jalan dan diserahkan
kepada Purom Okiman Wenda.
Usai menerima senjata, Purom Okiman Wenda bersama anggotanya
langsung turun mengumpulkan amunisi milik korban yang telah sudah tewas dan
mengambil kunci mobil yang telah sudah masuk di jurang. Kemudian mereka
melarikan diri ke hutan.
Hanya beberapa menit kemudian,
tiba Tim Khusus Polda Papua dan melihat korban sudah meninggal di samping
jalan, yang saat itu langsung melakukan pertolongan sambil mengejar para
pelaku.
Sementara itu, Kabid Humas
Polda Papua, Kombes Pol Patrige rekonstruksi yang dilakukan ini berdasarkan
hasil perkembangan penenagkapan terhadap tiga anggota KKB anak buah dari Enden
Wanimbo di Wamena.
“Rekonstruksi ini dilakukan,
karena dua orang yang terlibat terhadap penembakan dua anggota Polres Lanny
Jaya sehingga untuk melengkapi data harus dilakukan rekonstruksi, guna
mempermudah penuntutan oleh pihak ke jaksaan
hingga dipengadilan,” katanya di lokasi kejadian.
Menurutnya, rekonstruksi guna
mengetahui terjadinya kasus penembakan anggota Polisi pada 28 Juli 2014 lalu di
Pirime, Lanny Jaya disaat anggota Polres Lanny Jaya melakukan patrol dari
Pireme ke salah satu distrik yang berbatasan dengan Wamena.
“Ini dilakukan karena sudah
ada pengakuan dari kedua tersangka dan mereka terlibat langsung dalam
penembakan tersebut. Pembuktian itu tidak cukup sehingga harus dilakukan dengan
rekonstruksi yang hari ini dilakukan dengan 10 adegan yakni, mulai dari tahap
awal yaitu
mulai rencana melakukan
penyerangan hingga melakukan penembakan dan mengambil senjata milik anggota
yang sudah meninggal dunia,” katanya.
Disisi lain, rekosntruksi
untuk meyakinkan penyidik, karena pengakuan dari kedua tersangka yakni Wuyungga Tabuni dan Nasiman Wonda sudah
sesuai dengan kejadian yang sebenarnya.
Kedua tersangka memiliki peran
yang cukup straegis yaitu melakukan eksekusi dan mereka juga mengambil 4 pucuk
senjata anggota yang meninggal akibat terkena tembak oleh mereka. Disinggun
jarak tembak yang dilakukan KKB persis di pinggir jalan dimana KKB juga
melakukan penembakan terhadap rombongan anggota Brimob yang akan menjemput
Sekda Lanny Jaya.
0 komentar:
Posting Komentar