Jayapura – Salah satu pentolan kelompok separatis OPM
Enggaranggo Wenda alias Rambo Wenda di sebuah hotel di Wamena Jayawijaya Papua,
Minggu (26/10) oleh gabungan TNI-Polri.
Pasca terjadinya
penangkapan tersebut menuai ancaman balik dari Komandan OPM wilayah pegunungan
Papua yaitu Puron Wenda. Puron mengancam akan menebar ancaman perang, akan
mencari setiap warga pendatang atau non Papua yang ada di seluruh Papua jika
Polisi tidak segera membebaskan Rambo Wenda.
Rambo Wenda dan Derius
Wanimbo dan 4 rekaanya ditangkap karena membawa puluhan amunisi antara lain 2
Magazen, peluru kaliber 7.62 mm 29 butir, 1 pisau, 6 buah cap dan uang Rp.
220.000. Dari penelusuran, Rambo Wenda dikenal saat berhasil menyerang Pos
Polisi Tingginambut Puncak Jaya pada tahun 2009 dan berhasil menyita beberapa
pucuk senjata SS1 milik Polisi. Puron juga mengaku telah menghubungi Kapolda
papua Irjen Yotje mende guna meminta pembebasan terhadap rekannya.
Gubernur provinsi
Papua, Lukas Enembe, S.IP., M.H menegaskan kepada seluruh masyarakat agar tidak
menanggapi ancaman dari kelompok Puron Wenda yang akan melakukan penyerangan
serta penembakan terhadap wargat pendatang atau non Papua apabila anak buahnya
yaitu Rambo Wenda tidak dibebaskan oleh aparat kepolisian.
Lukas meminta untuk
tidak ada lagi kejadian yang mengganggu masyarakat di Papua. Lukas juga
memberikan kesempatan kepada anak-anak Papua yang masih ada di hutan untuk
kembali ke masyarakat guna bersama-sama membangun Papua.
Setelah terjadinya
ancaman yang diberikan kepada Kaor Ops Polda Papua via seluler, Polri tantang
berperang dalam hal ini Polda Papua menantang pimpinan Kelompok Kriminal
Bersenjata di wilayah Kabupaten Lanny Jaya, Puron Wenda dan Enden Wanimbo untuk
berperang. Ancaman Enden Wanimbo itu membuat Kapolda merasa berang. Kapolda
janji dalam waktu dekat akan mengelar operasi besar-besaran untuk mencari Enden
Wanimbo maupun Puron Wenda.
Beliau mengatakan bahwa
akan mengejar OPM sampai ke ujung dunia. Beliau akan melakukan operasi secara
tersebar dan besar-besaran, Polisi sebagai penegak hukum sudah berulangkali
memperingati kelompok Kriminal Bersenjata untuk menyerahkan diri. Operasi
tersebut dilakukan dengan target mencari kembali senjata yang selama ini
dirampas oleh kelompok OPM tersebut termasuk senjata jenis Arsenal yang ada di
tangan Puron Wenda.
Kombespol Sulistyo
Pudjo Hartono menegaskan jika kelompok Purom Wenda makin menakutkan masyarakat,
maka aparat kepolisian maupun TNI akan tetap melindungi masyarakat yang pro
dengan NKRI, tidak peduli orang pendatang atau orang Papua Asli atau punya
daerah Papua dan Pendatang patut dilindungi.
Polisi maupun TNI tidak
memerlukan pasukan besar dalam mencari atau menangkap mereka. Cukup pasukan
kecil tapi yang terlatih. Mau Brimob, TNI harus menggunakan sistem terlatih
guna mendapatkan para pelaku. Kelompok mereka bukan pejuang kemerdekaan, karena
ancaman mereka untuk menembak semabarang dan ingin mengacaukan pembangunan di
Papua ini, sehingga mereka harus ditangkap dan menangkap mereka dengan pasukan
yang menggunakan sistem terlatih.
Ia menilai bahwa
kelompok Kriminal Bersenjata ini bergerak dengan cara memeras pejabat publik
lalu meminta uang. Jika tidak diberikan, maka mereka mengancam untuk membakar.
Pengejaran akan tetap
terus dilakukandan menangkap Kelompok Kriminal Bersenjata seperti Rambo Wenda
dan Rambo Tolikara yang sudah ditangkap kemarin lalu.
Kedua orang tersebut
merupakan Panglima, , tapi mereka tidak se-level dengan Kapolda atau Pangdam. Mereka
hanya panglima yang tidak sekolah dan mengganggu masyarakat untuk memperkaya
diri. Lebih lanjut disampaikan Pudjo,
Purom Wenda, Goliat Tabuni, dan Enden Wanimbo yang mengkalim diri
sebagai pimpinan OPM di wilayah Pegunungan makin jelas bahwa mereka hanya
Kelompok Kriminal bersenjata. Mereka layak disebut sebagai Kelompok Kriminal.
Mereka mengaku pejuang kemerdekaan, pembela rakyat dalam penegak keadilan dan
pembela HAM tapi mereka memeras pejabat di daerah, mengganggu rakyat dan
memeras rakyat. Jika tidak diberikan uang maka akan melakukan pembunuhan. Untuk
itu, pihak kepolisian akan tetap mencari para DPO yang sudah direlease
sebelumnya. Dimana, DPO sebelumnya ditetapkan 52 orang, dan kini tinggal 47 DPO
yang menjadi target melakukan pencarian dan penangkapan.
Untuk itu, diharapkan
kepada seluruh masyarakat akar tidak terpengaruh dengan adanya ancaman perang
yang diberikan oleh OPM, karena itu hanyalah ancaman murahan dimana kelompok
OPM tidak akan berani menyerang melainkan OPM akan di buru secara besar-besaran
oleh TNI-Polri.
1 komentar:
"Hi!..
Greetings everyone, my name Angel of Jakarta. during my
visiting this website, I found a lot of useful articles, which indeed I was looking earlier. Thanks admin, and everything."
Aktual
Posting Komentar