Senin, 03 November 2014

1 Tak Perlu Tanggapi Ancaman OPM yang Tak Bermutu


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!


Jayapura – Salah satu pentolan kelompok separatis OPM Enggaranggo Wenda alias Rambo Wenda di sebuah hotel di Wamena Jayawijaya Papua, Minggu (26/10) oleh gabungan TNI-Polri.

Pasca terjadinya penangkapan tersebut menuai ancaman balik dari Komandan OPM wilayah pegunungan Papua yaitu Puron Wenda. Puron mengancam akan menebar ancaman perang, akan mencari setiap warga pendatang atau non Papua yang ada di seluruh Papua jika Polisi tidak segera membebaskan Rambo Wenda. 

Rambo Wenda dan Derius Wanimbo dan 4 rekaanya ditangkap karena membawa puluhan amunisi antara lain 2 Magazen, peluru kaliber 7.62 mm 29 butir, 1 pisau, 6 buah cap dan uang Rp. 220.000. Dari penelusuran, Rambo Wenda dikenal saat berhasil menyerang Pos Polisi Tingginambut Puncak Jaya pada tahun 2009 dan berhasil menyita beberapa pucuk senjata SS1 milik Polisi. Puron juga mengaku telah menghubungi Kapolda papua Irjen Yotje mende guna meminta pembebasan terhadap rekannya. 

Gubernur provinsi Papua, Lukas Enembe, S.IP., M.H menegaskan kepada seluruh masyarakat agar tidak menanggapi ancaman dari kelompok Puron Wenda yang akan melakukan penyerangan serta penembakan terhadap wargat pendatang atau non Papua apabila anak buahnya yaitu Rambo Wenda tidak dibebaskan oleh aparat kepolisian. 

Lukas meminta untuk tidak ada lagi kejadian yang mengganggu masyarakat di Papua. Lukas juga memberikan kesempatan kepada anak-anak Papua yang masih ada di hutan untuk kembali ke masyarakat guna bersama-sama membangun Papua. 

Setelah terjadinya ancaman yang diberikan kepada Kaor Ops Polda Papua via seluler, Polri tantang berperang dalam hal ini Polda Papua menantang pimpinan Kelompok Kriminal Bersenjata di wilayah Kabupaten Lanny Jaya, Puron Wenda dan Enden Wanimbo untuk berperang. Ancaman Enden Wanimbo itu membuat Kapolda merasa berang. Kapolda janji dalam waktu dekat akan mengelar operasi besar-besaran untuk mencari Enden Wanimbo maupun Puron Wenda.

Beliau mengatakan bahwa akan mengejar OPM sampai ke ujung dunia. Beliau akan melakukan operasi secara tersebar dan besar-besaran, Polisi sebagai penegak hukum sudah berulangkali memperingati kelompok Kriminal Bersenjata untuk menyerahkan diri. Operasi tersebut dilakukan dengan target mencari kembali senjata yang selama ini dirampas oleh kelompok OPM tersebut termasuk senjata jenis Arsenal yang ada di tangan Puron Wenda. 

Kombespol Sulistyo Pudjo Hartono menegaskan jika kelompok Purom Wenda makin menakutkan masyarakat, maka aparat kepolisian maupun TNI akan tetap melindungi masyarakat yang pro dengan NKRI, tidak peduli orang pendatang atau orang Papua Asli atau punya daerah Papua dan Pendatang patut dilindungi. 

Polisi maupun TNI tidak memerlukan pasukan besar dalam mencari atau menangkap mereka. Cukup pasukan kecil tapi yang terlatih. Mau Brimob, TNI harus menggunakan sistem terlatih guna mendapatkan para pelaku. Kelompok mereka bukan pejuang kemerdekaan, karena ancaman mereka untuk menembak semabarang dan ingin mengacaukan pembangunan di Papua ini, sehingga mereka harus ditangkap dan menangkap mereka dengan pasukan yang menggunakan sistem terlatih. 

Ia menilai bahwa kelompok Kriminal Bersenjata ini bergerak dengan cara memeras pejabat publik lalu meminta uang. Jika tidak diberikan, maka mereka mengancam untuk membakar.
Pengejaran akan tetap terus dilakukandan menangkap Kelompok Kriminal Bersenjata seperti Rambo Wenda dan Rambo Tolikara yang sudah ditangkap kemarin lalu.

Kedua orang tersebut merupakan Panglima, , tapi mereka tidak se-level dengan Kapolda atau Pangdam. Mereka hanya panglima yang tidak sekolah dan mengganggu masyarakat untuk memperkaya diri. Lebih lanjut disampaikan Pudjo,  Purom Wenda, Goliat Tabuni, dan Enden Wanimbo yang mengkalim diri sebagai pimpinan OPM di wilayah Pegunungan makin jelas bahwa mereka hanya Kelompok Kriminal bersenjata. Mereka layak disebut sebagai Kelompok Kriminal. Mereka mengaku pejuang kemerdekaan, pembela rakyat dalam penegak keadilan dan pembela HAM tapi mereka memeras pejabat di daerah, mengganggu rakyat dan memeras rakyat. Jika tidak diberikan uang maka akan melakukan pembunuhan. Untuk itu, pihak kepolisian akan tetap mencari para DPO yang sudah direlease sebelumnya. Dimana, DPO sebelumnya ditetapkan 52 orang, dan kini tinggal 47 DPO yang menjadi target melakukan pencarian dan penangkapan.

Untuk itu, diharapkan kepada seluruh masyarakat akar tidak terpengaruh dengan adanya ancaman perang yang diberikan oleh OPM, karena itu hanyalah ancaman murahan dimana kelompok OPM tidak akan berani menyerang melainkan OPM akan di buru secara besar-besaran oleh TNI-Polri.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

"Hi!..
Greetings everyone, my name Angel of Jakarta. during my
visiting this website, I found a lot of useful articles, which indeed I was looking earlier. Thanks admin, and everything."
Aktual

Posting Komentar

Text Widget

Label