Selasa, 27 Januari 2015

0 Penolakan Pembangunan Mako Brimob Berawal “Fitnah”


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!


Membahas kembali keamanan di Papua yang memang bertujuan untuk mencapai Papua Damai. Kita sebagai warga yang benar-benar lahir dan besar di Tanah Papua, pastinya lebih merasa aman dan tenteram dalam melakukan kegiatan maupun kegiatan sosial, meskipun orang-orang di Indonesia bagian Barat menilai bahwa Papua adalah pulau anarki. Itu hanya penilaian semata sebagian besar orang yang memang belum pernah tahu keadaan, situasi dan kondisi di Papua.

Mengenai keamanan, di Papua memang telah banyak dilakukan maupun didatangkan satuan penugasan pengamanan dari TNI-Polri seperti menjaga perbatasan atau satuan penugasan pengamanan daerah rawan. Di daerah Papua banyak titik-titik yang rawan akan adanya penimbul situasi yang di lakukan oleh kelompok separatis bersenjata. Untuk itu, dalam hal ini Presiden RI adalah penglima tertinggi di pemerintahan Republik Indonesia menekankan bahwa masyarakat memang harus dilindungi dari hal-hal yang mengancam keselamatan.

Pos-pos jaga dan satuan-satuan keamanan TNI-Polri banyak didirikan guna melakukan keamanan. Karena diketahui bahwa terdapat kelompok separatis bersenjata yang selalu mengancam keamanan dan melakukan teror.

Apabila pos penjagaan maupun Markas Komando tidak didirikan, apa jadinya keselamatan masyarakat tanpa adanya perlindungan dari TNI-Polri. Seperti yang baru terjadi beberapa waktu lalu bahwa mahasiswa, pemuda dan masyarakat yang dipimpin oleh Alius Asso berdemo dan menyampaikan penolakan rencana pembangunan markas Brimob terbesar di Wamena, Kabupaten Jayawijaya.

Alius Asso sebagai provokator ini mengatakan bahwa pembangunan Mako Brimob agar tidak dilakukan karena tidak menjamin perlindungan bagi masyarakat, justru pembantaian yang terjadi kepada masyarakat. Baik itu penyiksaan, pemerkosaan dan penembakan sewenang-wenang terhadap masyarakat yang tidak mengetahu persoalan. 

Dari pernyataan Alius Asso diatas sangatlah tidak pantas dan tidak real di lapangan dan bukan fakta yang terjadi sebenarnya. Untuk apa Brimob melakukan penembakan kepada masyarakat, sudah pasti bahwa aparat keamanan bertugas melindungi masyrakat bukan menyakiti masyarakat. 

Aparat keamanan TNI-Polri akan bertindak apabila memang benar-benar terdapat penimbul situasi akan kekerasan seperti perang suku, penembakan, teror dan lain sebagainya yang dapat mengancam keselamatan masyarakat. Kerusuhan itu juga dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang ingin selalu mengacaukan dan membuat onar ditanah Papua. 

Tidaklah perlu seseorang memfitnah aparat keamanan yang mempunyai tugas menjaga negara akan adanya gangguan dari luar maupun dari dalam. Mereka ada karena mereka mempunyai tugas tanggung jawab yang besar untuk hal keamanan.

Untuk itu, apabila memang ingin menyampaikan suaru, tidak perlu dengan mengajak orang banyak untuk berdemo. Berdemo apabila untuk hal positif memang terlihat formal. Tetapi apabila berdemo dalam hal negative seperti penolakan pembangunan Mako Brimob seperti yang dilakukan Alius Asso adalah merupakan suatu hal yang anarkis. 

Pembangunan Mako Brimob bertujuan untuk meningkatkan keamanan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, bukan fitnah pembantaia kepada masyarakat. (CDK)

0 komentar:

Posting Komentar

Text Widget

Label