Wamena, Senin (11/07/2016) - ULMWP (United Liberation Movement For West
Papua) dan KNPB (Komite Nasional Papua Barat) merupakan dua organisasi
terlarang yang ingin memisahkan Papua dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Banyak sekali kebohongan yang diumbar kemedia sosial yang membuat
masyarakat papua menjadi bingung. Baru-baru ini terdengar kabar bahwa
organisasi tersebut akan mengagendakan sidang di Honiara tanggal 13-14 Juli
2016 dalam rangka mendukung ULMWP masuk menjadi anggota MSG (Melanisian Sperhead
Group).
Dalam menyikapi hal tersebut para Kepala Suku wilayah pegunungan yang
diwakili oleh Tete Naligi Kurisi dan Tete Agus Nikilik Hubi menyatakan menolak
keras dengan hadirnya ULMWP dan KNPB diatas Negara Republik Indonesia.
Penolakan tersebut dilontarkan saat wartawan mendatangi kediaman Tete
Agus di Jalan Irian Distrik Wamena Kabupaten Jayawijaya. Pada kesempatan
tersebut Agus Hubi menyampaikan " Kami tidak kenal apa itu UMLWP dan
mereka bilang mewakili rakyat Papua, itu tidak benar. Rakyat yang mana yang
mereka bilang, Kami orang Papua dan mewakili masyarakat Papua menyatakan
menolak keras dengan hadirnya ULMWP dan KNPB di wilayah Jayawijaya. Rakyat
jangan mudah dibohongi oleh aksi mereka karena organisasi tersebut dapat
merusak moral dan akhlak generasi muda. Kami menghimbau agar masyarakat jangan
turut serta dalam aksi demo yang ujung-ujungnya anarkhis serta membawa bendera
dan lambang-lambang radikal separatis", tegas kepala suku.
Hal senada juga disampaikan oleh Tete Naligi Kurisi yang menyampaikan
bahwa kita ini sudah merdeka bersama Bangsa Indonesia, banyak pemimpin-pemimpin
seperti Gubernur, Pangdam, Kapolda orang asli Papua. Pembangunan di papua sudah
sangat maju. Kami tidak paham dengan adanya ULMWP maupun KNPB tersebut. Mari
kita sama-sama membangun Papua menjadi lebih baik. Yang saya tau bahwa mereka hanya sekolompok orang atau boleh
dibilang oknum yang dapat merusak moral generasi muda, kami ingin hidup damai
dan sejahtera, pungkasnya.
Penyampaian pernyataan Kepala Suku tersebut untuk meredam adanya
informasi bahwa pada 13-14 Juli 2016 kelompok tersebut akan melaksanakan demo
turun ke jalan. Oleh karena itu Kepala Suku mengajak masyarakat Papua khususnya
di wilayah Pegunungan Tengah agar tidak mudah terprovokasi oleh
kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab.
0 komentar:
Posting Komentar