Jayapura - Juru bicara
TPN/OPM, Saul Y. Bomay mengatakan menolak keras dialog Jakarta-Papua yang
diancang-ancang oleh sejumlah pihat pada saat konfrensi pers di Prima Garden,
Abepura, Selasa (9/9).
Juru
bicara ini TPN/OPM ini adalah mantan tahanan/narapidana politik Tanah Papua
mengatakan bahwa mereka minta perundingan politik segitiga di bawah pengawasan
pihak ketiga. Dengan menghadirkan pelaku utama yakni Amerika Serikat, pelaku
kedua Belanda dan pelaku ketiga Republik Indonesia dan pelaku keempat PBB.
Dia
juga mengatakan, Jakarta memberikan Otsus, UP4B dan Otsus Plus merupakan sistem
dari pembantaian dan pembunuhan terhadap orang Papua. Serta dia juga bertanya
“menapa Aceh bisa lepaskan, sedangkan kami (Papua) tidak, ada apakah?
Dengan
pernyataannya diatas, pastilah semua semua orang bertanya kembali mengapa dia
ingin melepaskan Papua dari Indonesia? Padahal semua orang tahu dan semua
negara tahu bahwa Papua itu adalah bagian dari Indonesia. Sedangkan Otsus, UP4B
dan Otsus Plus merupakan suatu program pemerintah dan pemerintah pusat untuk
memajukan pembangunan di Papua. Tapi salah satu Juru bicara TPN/OPM ini
mengatakan bahwa program tersebut merupakan sistem dari pembantaian dari
pembantaian dan pembunuhan terhadap orang Papua.
Padahal,
seluruh masyarakat Papua sejahtera dengan adanya program Otus dan UP4B itu.
Yang membuat kerusuhan, pembantaian dan pembunuhan itu sendiri disebabkan oleh
orang-orang yang berusaha memisahkan Papua itu sendiri. Dan OPM itu sendiri
telah menyengsarakan masyarakat Papua.
Selama
ini, program tersebut telah berjalan dengan lancar dan membuahkan hasil yang
sangat besar yang dapat membangun dan menyejahterakan rakyat Papua. Adapun
beberapa contoh pembangunan yang dilakukan oleh program tersebut yaitu pembangunan
perusahaan-perusahaan, sekolah, rumah sakit. Hal itu delaksanakan demi kemajuan
dan kesejahteraan masyarakat. Seluruh pembangunan telah dilaksanakan dan
masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas-fasilitas tersebut untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
Anggota
OPM tersebut tidak mungkin bisa mempengaruhi masyarakat, karena masyarakat
Papua telah sejahtera. Masyarakat hanya ingin sejahtera, bukan kesengsaraan dan
dibawah tekanan para pemberontak seperti OPM yang sering menyiksa dan membunuh
masyarakat.
Diharapkan
dialog tersebut agar tetap dilaksanakan karena dialog tersebut demi
kesejahteraan masyarakat Papua serta kepada Bapak Presiden dan Wakil Presiden
yang baru yaitu Jokowi-JK agar menindak tegas orang-orang yang berusaha
memisahkan Papua dari Indonesia serta orang-orang yang menyiksa masyarakat
Papua.
0 komentar:
Posting Komentar