Selasa, 30 September 2014

0 Ksatria Pelindung Rakyat yang Selalu Akan Dikenang di Tanah Papua


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!


Apa pendapat pribadi anda (wartawan) pada sosok Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Christian Zebua? Jawabannya : ”Saya sulit untuk mendiskripsikannya. Karena faktanya, saya memang tidak dekat dengan beliau, walaupun saya seorang wartawan.”                                 

Tidak hanya Pangdam saat ini, yang sebelumnya, bahkan semua prajurit yang pernah menjadi Panglima Kodam XVII/Trikora hingga berubah nama menjadi Cenderawasih itu, tidak satupun yang dia kenal baik atau yang mengenal dia.
Dalam pemahaman saya (wartawan), memberikan penilaian atau pandangan terhadap seseorang, apakah cantik, ganteng, kurus, gendut, tinggi, pendek, dan sebagainya, harus objeknya dilihat terlebih dahulu. Tanpa melihat, tentu tak bisa. Atau bagi kalangan seniman musik, tanpa mendengar suara atau nada, tentu tak bisa.

Demikian halnya dengan dunia wartawan. Ketika seorang wartawan ditempatkan pada Pos Pertahanan Keamanan, maka ia akan mengenal baik siapa saja narasumber yang berada di wilayah liputannya. Karakteristik narasumber, meliputi sikap, tutur kata dan perbuatan, tentu akan sangat dipahami dengan baik oleh wartawan yang ditempatkan oleh medianya di wilayah tersebut. Contoh, ketika wartawan olahraga diminta untuk menulis berita tentang Kodam, tentu ia akan mengalami kesulitan, bahkan bisa banyak ralatnya, baik menyangkut nama, pangkat hingga intisari pemberitaan.
Karena itu, ketika tim penulis buku meminta dia sebagai wartawan Papua untuk memberikan pandangan atau penilaian pada sosok Pangdam XVII/Cenderawasih, Christian Zebua, dia cukup kaget. Sebenarnya ingin menolak, mengapa? karena dia merupakan contoh wartawan yang tidak pernah ngepos di wilayahnya Kodam XVII/Cenderawasih. Dia juga bukan seorang pengamat Hankam, yang setiap hari mengikuti perkembangan Hankam di Papua.
Tapi kemudian niatnya batal, setelah dia mengingat sepenggal catatan dia ketika mendengar sambutan yang luar biasa dari Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Christian Zebua pada acara silaturahmi bersama para wartawan, di Makodam Jayapura, Jumat (19/9 ) lalu.

Ketika itu, dia hadir mewakili Ketua Persatuan Wartawan Indonesia ( PWI ) Provinsi Papua, Abdul Munib yang tidak bisa hadir, karena sedang berada di luar Jayapura. Kehadirannya di tempat itu, bukan sebagai wartawan, tapi dia memposisikan diri sebagai Sekretaris PWI Provinsi Papua. Jika memposisikan diri sebagai wartawan, tentu dia tidak akan hadir pada pertemuan itu, karena mereka akan berjumlah 4 orang wartawan dari media yang sama.
Menurutnya, hari itu sepertinya merupakan hari bersejarah bagi pribadinya, karena sebagai Sekretaris PWI Papua yang baru, itulah kali pertama ditunjuk untuk mewakili PWI Papua memenuhi undangan Kodam XVII/Cenderawasih, bahkan untuk pertama kali dan mungkin yang terakhir kalinya, ia mendengar secara langsung sambutan lantang dari Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Christian Zebua, tentang karyanya di bumi Cenderawasih, yang akan berakhir dalam waktu dekat. Meskipun sambutannya panjang, ia tak cepat bosan. Justru sangat kuat mempengaruhi pemahamannya tentang karakteristik pribadi Mantan pangdam XVII/Cenderawasih maupun kesatuan yang dipimpinnya.

Cukup menarik menyimak pernyataan Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Christian Zebua, siang itu. “ Kepemimpinan saya kali ini memang agak beda, sehingga rakyat bisa menerima dan tidak takut lagi dengan tentara,” demikian pernyataan awal Pangdam. Bahkan ketika menceritakan strategi yang digunakan untuk merebut hati rakyat kepada seorang doctor dari Australia, doktornya malah jadi bengong. Entah bengongnya karena tidak percaya atau bengongnya karena menemukan metode yang luar biasa.

Bagi dia, itu hal yang luar biasa. Karena bisa membuat seorang doctor asal Australia sampai terbengong. Ini menunjukkan kemampuan berbicara Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Christian Zebua sangat baik, dalam hal meyakinkan pihak luar terhadap penanganan masalah keamanan di Papua.
dia juga tertarik dengan konsep menyelesaikan masalah internal dan eksternal. Pada konsep internal, diterapkan prinsip kesederhanaan dan keterbukaan tapi tertib. Contoh, Makodam saat ini bisa dengan bebas dikunjungi warga, tanpa rasa takut. Memperbanyak publikasi karya TNI ( Kemanunggalan TNI ) lewat media massa, dan meningkatkan solidaritas.

Lalu dalam menyelesaikan masalah eksternal, pertama yang dilakukan adalah merebut hati rakyat, lalu melumpuhkan dan merebut senjata dari mereka yang berbeda paham dan mengganggu keamanan, kemudian hal ketiga adalah membangun opini positif bagi publik.

Selain itu, ada juga 3 pendekatan yang dilakukan, yaitu Pendekatan Agama, Pendekatan Budaya dan Pendekatan Kesetaraan. Menurutnya, ini konsep yang hebat. Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Christian Zebua, ternyata sangat memahami karakteristik orang papua. Konsep ini harus tetap dipertahankan oleh siapapun Jenderal yang ditunjuk menjadi Pangdam XVII/Cenderawasih. Dengan strategi dan konsep seperti ini, ia yakin, perubahan kearah yang lebih baik akan cepat terwujud.
Bahkan 3 hal untuk Papua yang dipikirkan Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Christian Zebua, yakni Membangun kepercayaan masyarakat, Menerapkan dan Memantapkan kepercayaan masyarakat, akan semakin kokoh jika 3 pendekatan ini diwujudkan secara nyata tanpa kepalsuan.

Ia salut dengan keberhasilan yang sudah dicapai selama masa kepemimpinan Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Christian Zebua, sebagaimana yang disebutkan dalam buku maupun sambutan siang itu. Namun, seluruh masyarakat Papua tetap berharap, siapapun penggantinya, konsep ini tetap jalan dan jangan lagi ada korban dari warga sipil maupun aparat.
Rakyat Papua, jumlahnya tak banyak, mungkin hanya sekitar Dua Jutaan. Sebenarnya tak susah mengurusnya, hanya karena hati yang tak ikhlas, penuh kepalsuan dan ketidakadilan, mudah mengstigma orang Papua, akhirnya menciptakan jurang perbedaan yang dalam.
Akhir dari deskripsinya ini, ia teringat ucapan dari Ketua PWI Papua, Abdul Munib. Ia katakan, seharusnya kita bangga memiliki Ideologi Pancasila, yang menjadi dasar yang kokoh. Tapi sayangnya, sebagian besar warga Negara Indonesia tidak memahami makna Pancasila, tentang Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Pemusyawaratan/Perwakilan serta Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Silahkan direnungi!

Kiranya, dalam kepemimpinan Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayor Jenderal Frensen Siahaan, Papua makin kondusif. Jangan lagi ada tetesan darah dan air mata dari rakyat sipil maupun prajurit TNI.

Senin, 22 September 2014

0 Dandim 1710/Mimika akan menjamin keamanan di Mimika Jelang Pelantikan Presiden


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
TIMIKA – Komandan Kodim 1710/Mimika Letkol inf Rafles Manurung menjamin situasi keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayah Mimika cukup Kondusif. Menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo–Jusuf Kalla, pada 20 Oktober 2014.

Dandim1710/Mimika menyampaikan pihaknya telah mendapat perintah dari Markas Besar TNI AD, untuk meningkatkan patroli keamanan bersama jajaran terkait lainnya, untuk menjamin stabilnya situasi kamtibmas di setiap daerah menjelang pelantikan Presiden – Wapres terpilih.

Jajaran Kodim 1710/Mimika bersama-sama kepolisian setempat terus berupaya memberikan pemahaman kepada warga masyarakat di Papua. Soal pemahaman nilai kebangsaan, rasa cinta tanah air terhadap konsep NKRI, Bhineka Tunggal Ika dan lainnya. Sekalipun berbeda pandangan namun prajurit TNI juga berkewajiban menjaga dan melindungi warga Papua tersebut dari gangguan sewaktu-waktu terjadi dari kelompok-kelompok yang bergabung dalam organisasi Komite Nasional Papua Barat (KNPB).


Untuk itu, Komandan Kodim 1710/Mimika Letkol Inf Rafles Manurung, mengajak segenap komponen masyarakat setempat, agar bersatu padu dengan mengerahkan potensi dan kekuatan yang ada untuk  membangun daerah menuju kondisi yang lebih baik. Dandim mengatakan dalam berbagai kesempatan jajarannya terus mengajak para tokoh masyarakat, kepala suku untuk melakukan kegiatan positif sehingga warga mereka tidak hanya terlibat dalam perilaku mabuk – mabukan atau membuat keributan yang bisa memicu pertikaian kelompok dan konflik sosial. Mari kita wujudkan Papua menjadi tanah damai bagai manapun kerjasama antara TNI dan Masyarakat sangat dibutuhkan “Bersama Rakyat TNI Kuat”.

Minggu, 21 September 2014

0 Senjata Api Bukanlah Mahar


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
Manokwari – Komandan Kodim 1703 Manokwari, Papua Barat, Letkol Inf Stevanus Satrio Aribowo mengakui masih banyak senjata api yang beredar di kalangan masyarakat Manokwari.

Dandim 1703 Manokwari mengatakan bahwa masyarakat Manokwari masih menyimpan senjata api untuk digunakan sebagai alat pembayaran mas kawin.

Dandin 1703 juga menekankan kepada seluruh masyarakat Manokwari agar menyerahkan senjata yang masih dimiliki serta disimpan untuk segera diserahkan kepada pihak Kodim agar diamankan.

Masyarakat Papua terutama masyarakat Manokwari, kini sudah saatnya menggunakan uang atau perhiasan untuk dijadikan sebagai mas kawin dan tidak lagi menggunakan senjata api karena era ini dan era yang berkembang di Papua bukan zamannya lagi menggunakan senjata api.

Diharapkan agar seluruh masyarakat Manokwari yang masih menyimpan senjata api untuk diserahkan kepada pihak TNI maupun Polri agar tidak disalahgunakan serta melanggar UU yang ada.

Dandim 1703 menyampaikan bahwa peristiwa bahwa peristiwa pembakaran 30 rumah warga Kampung Wamgeti Manokwari pekan lalu merupakan salah satu contoh kecil alibat dari masyarakat yang menggunakan senjata api, karena pembakaran rumah tersebut bermula dari kasus salah seorang warga salah menggunakan senjata api.

Semua orang mengetahui bahwa menyimpan dan memiliki senjata api yang ilegal dan tanpi izin adalah suatu tindak kriminal dan dilarang serta dilarang keras oleh ketentuan Undang-Undang yang berlaku di Negara Indonesia.


Tidak seharusnya orang-orang sipil menggunakan senjata api, karena menggunakan senjata api adalah suatu hal yang membahayakan. Apabila masyarakat menyalahgunakan senjata api tersebut, maka akan terdapat korban yang berjatuhan. Dan warga masyarakat Papua akan takut serta terancam dengan adanya orang-orang yang menggunakan senjata api itu dan senjata api bukanlah suatu mahar atau mas kawin. Sesama warga Papua, tidak seharusnya kita saling menjaga dan tidak usah saling mengancam satu sama lain. Kita bersama-sama membangun Papua lebih maju dan jangan rusak Papua dengan tangan-tangan kotor yang hanya ingin menghancurkan Papua. (yta)

Selasa, 16 September 2014

0 Tindakan Tegas Atau Berhenti Melakukan Kriminal Senjata??


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
Salah satu Distrik yang terdapat di wilayah Papua yaitu Distrik Pirime, Kabupaten Lanny Jaya. Seluruh masyarakat di distrik Pirima mengambil langkah tegas menolak adanya Kelompok Kriminal Bersenjata (KSB) yang akhir-akhir ini selalu membuat kerusuhan dan kekacauan serta sering menakuti dan menyakiti masyarakat sehingga membuat aktivitas serta kegiatan sehari-hari masyarakat terganggu.

Mungkin semua orang dari ujung Sabang sampai Merauke memiliki pandangan yang sama terhadap Papua yaitu Papua keseluruhan wilayahnya hanya berselimutkan hutan dan gunung-gunung yang menjulang tinggi. Tetapi itu tidak di beberapa wilayah saja, contohnya seperti di Jayapura. Kota Jayapura merupakan salah satu paru-paru masyarakat papua. Terdapat banyak sarana barter yang dapat dilakukan disana guna memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat papua.

Dibalik kemajuan yang ada di Papua, pastinya banyak orang yang bertanya-tanya “Papua adalah pulau yang sangat indah, tapi kenapa banyak kasus kriminal yang terjadi disana? Itu tidak sesuia dengan harta leluhur yang dimiliki oleh Papua.”

Sekarang kita akan membahas mengenai kriminalitas yang ada di Papua. Memang masih didapat beberapa kasus pembunuhan di wilayah-wilayah yang rawan di Papua seperti Lanny Jaya dan Puncak Jaya. Tindak kriminal tersebut sering dilakukan oleh kelompok-kelompok bersenjata yang sudah kita bahas beberapa inti pokok di atas tadi. Tetapi pemerintah, aparat TNI/Polri serta masyarakat Papua seluruhnya bekerjasama untuk mengambil tindakan tegas kepada KKB tersebut.

Contohnya saja seperti warga Lanny Jaya yang melakukan penolakan dengan adanya KKB di wilayahnya. Warga Lanny Jaya merasa terganggu dengan adanya KKB tersebut yang juga disampaikan kepada Komandan Kodim 1702/JWY Letkol Ing. S.D.B Andries SH. Masyarakat Lanny Jaya menyatakan bahwa terdapat 6 sikap dan inti dari pernyataan tersebut adalah bahwa masyarakat yang berada di empat kampung menolak dengan tegas aktivitas yang selama ini dilakukan oleh pimpinan KKB dan juga meminta agar segera mencabut tempat masrkas yang berada di Yigibibur Kampung Iluggime, Distrik Buguk Gona, Lanny Jaya.

Semua itu ditegaskan demi kemajuan masa depan pendidikan anak-anak Pirime dan Lanny Jaya pada umumnya. Untuk itu masyarakat Lanny Jaya meminta kepada aparat TNI/Polri tegas akan tindakan mereka agar jangan lagi terjadi kasus yang di Kabupaten Lanny Jaya. Seluruh masyarakat mendukung penuh kepada program kerja pemerintah kabupaten Lanny Jaya dan juga dibuat merupakan sikap dari 4 kampung di distrik pirime dan apabila dilanggar oleh KKB, maka masyarakat akan menyatakan perang karena masyarakat sangat dirugikan dengan keberadaan KKB.

Dengan adanya pernyataan-pernyataan masyarakat yang telah dibahas diatas kita dapat menyimpulkan bahwa masyarakat Papua sudah sangat membenci KKB serta bekerja sama dengan aparat keamanan untuk memberantas habis kelompok-kelompok yang selalu merugikan dan yang sering melakukan tindak kriminal tersebut.

Dandim juga menekankan kepada seluruh masyarakat untuk bangkit sehingga apa yang dilakukan tidak sia-sia dan juga bukan berperang melainkan menjaga keamanan dan pembangunan dapat berjalan dengan lancar. Penolakan masyarakat terhadap KKB tersebut bertujuan supaya masyarakat dapat hidup aman dan pembangunan dapat maksimal agar kelompok tersebut sadar dan membuka pikiran mereka untuk bersama-sama meranangkul dan hidup sejahtera dalam Negara Kesatuan 

Senin, 15 September 2014

0 Kapolres Yapen Himbau 2 DPO Serahkan Diri


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
Serui – Meskipun secara keseluruhan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat di Kabupaten Yapen dalam kondisi aman dan kodusif, Kapolres AKBP Gatot Suprasetya, S. Ik kepada wartawan mengatakan akan memberi batas waktu sampai tanggal 6 Oktober mendatang kepada anak buah kelompok Alm Rudi Orarey yaitu Noak Orarey alias Noki dan Maikel Merany alias Jefri untuk segera menyerahkan diri kepada pihak Kepolisian Resor Kepulauan Yapen.

Kedua pelaku Noki dan Jefri yang selama ini telah ditetapkan sebagai DPO oleh Polres Yapen terkait perkara pembunuhan dan pencurian dengan menggunakan kekerasan seperti pembunuhan anggota Polres Yapen dan pembunuhan pendeta serta beberapa tindakan kriminal lainnya. Walaupun pihaknya lebih mengutamakan pendekatan persuasive terhadap kedua pelaku melalui tokoh-tokoh masyarakat dan pemerintah daerah ataupun kerabat dekatnya agar dapat menyerahkan diri. Namun apabila tidak ada jalan keluar pihaknya akan tetap akan mengambil tindakan tegas. “Kalau kita sudah ambil tindakan tegas apapun alasannya rasanya tidak baik, nanti akan timbul dendam satu dengan yang lain,” kata Gatot kepada wartawan siang kemarin (15/9) saat ditemui diruang kerjanya.

Untuk itu, Kapolres meminta agar kedua DPO dapat menyerahkan diri secara baik-baik yang menurutnya apabila menyerahkan diri baik-baik akan diberikan keringanan hukum serta membantu pihak keluarga dalam merehabilitasi dan sebagainya.

“Tapi kalau tidak mau menyerahkan diri sampai batas 6 Oktober saya akan bertindak tegas” ucap Gatot walau memiliki banyak target DPO lebih akan menindak tegas kelompok Alm Rudi Orarey yaitu Noki dan Jefri.

Disinggung penanganan terhadap kelompok Fernando Worabay pimpinan KSB wilayah Yapen Barat, gatot mengatakan tidak akan mengganggu kelompok Fernando dan Erik Manitory selama tidak mengganggu Kamtibnas diwilayahnya, tetap[I apabila melakukan gangguan kamtibnas diwilayah Yapen pihaknya akan menindak tegas serta memburuhnya.

“Karena tujuan saya baik, untuk keamanan kabupaten Yapen supaya pembangunan dapat berjalan, selama mereka tidak mengganggu ya kami juga tidak mengganggu, tetapi saya tetap menghimbau untuk selalu menjaga keamanan di Kabupaten Kepulauan Yapen ini, tetapi kalau ada yang bertindak anarkis membuat kekacauan akan saya buruh, upaya penegakan hukum akan saya laksanakan,” demikian Kapolres Yapen, AKBP Gatot Suprasetya, S. Ik.

Sumber : Papua Pos

Seperti yang kita ketahui, seluruh masyarakat pasti akan damai, aman dan tenteram apabila tidak ada kelompok-kelompok yang selalu melakukan tinak kriminal, terutama masyarakat Kepulauan Yapen. Mereka menginginkan keadaan aman dan ketertiban yang kondusif agar keselamatan mereka terjamin.

Seluruh aparat keamanan TNI-Polri sudah dikerahkan di tanah Papua untuk menjaga keamanan dan kedamaian masyarakat Papua dari tindak kriminal kelompok-kelompok yang selalu menyakiti rakyat seperti kelompok Alm Rudi Orarey yaitu Noki dan Jefri. Dan kita semua harus menindak tegas bagi para pelaku kriminal, dimana seluruh pelaku kriminal adalah musuh masyarakat. (yta)



Minggu, 14 September 2014

0 Kekuatan Militer Demi Keamanan Masyarakat Papua


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
Keamanan di Papua kini semakin terjaga dengan adanya aparat TNI-Polri yang bertugas di tanah Papua yang damai ini. Sampai saat ini tingkat pertahanan semakin ditambah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Salah satunya adalah Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Peran TNI dalam pertahanan negara sangatlah dibutuhkan. Meski di Indonesia sering terjadi suatu konflik sosial, ekonomi maupun budaya, aparat keamanan sanggup untuk mengatasi masalah konflik tersebut. Kita ambil contoh di Papua.

Di Papua dahulu memang pernah menjadi wilayah konflik dimata dunia, tapi kini Papua adalah suatu pulau yang damai dibawah naungan Indonesia. Aparat TNI banyak yang ditugaskan di Papua guna mengamankan daerah perbatasan RI-PNG. Bukan untuk mengambil alih hak-hak yang dimiliki oleh masyarakat papua seperti apa yang dikatakan oleh salah satu situs terlarang yang selalu menyebarkan isu-isu tidak benar dalam dunia sosial media yaitu “UMAGINEWS.COM” dimana dalam bertitanya menyebutkan bahwa TNI yang ada di Papua ingin mengambil alih perekonomian masyarakat Papua serta mengatakan bahwa tanah Papua kini dikuasai oleh militer baik angkatan organik maupun non organik, sejumlah proyek di papua, seperti pembagunan ruas jalan pembagunan dalam skala besar semua diambil ali oleh militer, bahkan pemerintahan di tanah papua pada umumnya dikontrol oleh militer indonesia. (http://www.umaginews.com/2013/10/kekuatan-militer-indonesia-di-papua.html ).

Padahal semua itu salah, banyaknya aparat keamanan seperti TNI di tanah Papua itu adalah guna menjaga keamanan perbatasan RI dengan negara terluar RI seperti PNG. Karena dalam perbatasan tersebut banyak orang-orang yang selalu melakukan tindak kriminal seperti menyelundupkan obat-obatan terlaran, menyelundupkan senjata maupu orang selain WNI ke dalam RI. Disana peran TNI sangatlah berguna demi menjaga tindakan-tindakan tersebut.

Selain itu, peran TNI juga adalah menjaga keamanan, kenyamanan masyarakat Papua itu sendiri. “TNI manunggal dengan rakyat” artinya bahwa TNI adalah dari rakyat dan untuk rakyat dimana TNI akan membantu segala kesulitan rakyat dalam bidang apa saja. Contohnya saja seperti TNI yang membantu dalan pedesaan. Tugas mereka adalah membantu rakyat dan memberi ilmu kepada rakyat bagaimana cara bercocok tanam yang benar, agar kedepannya masyarakat dapat meneruskan sendiri cara-cara bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka sendiri.

Selain itu, tujuan diperbanyaknya personel TNI di Papua itu untuk kesejahteraan dan rasa aman bagi masyarakat Papua. Kita semua mengetahui bahwa di tanah Papua yang damai ini terdapat beberapa orang/kelompok yang berusaha untuk melepaskan Papua dari NKRI. Mereka sering menyebut dirinya sebagai OPM (Oraganisasi Papua Merdeka). OPM itu selalu membuat konflik di tanah Papua, selalu membuat kerusuhan di tanah Papua. Itulah tujuan utama mereka yaitu menyengsarakan masyarakat Papua. Mereka sering membabi buta masyarakat Papua, menyiksa masyarakat Papua sehingga masyarakat papua menjadi takut dibawah tekanan mereka. Untuk itu mengapa kekuatan militer di Papua diperbanyak, karena mengantisipasi tindakan-tindakan brutal yang dilakukan oleh oraganisasi tersebut.

Oraganisasi tersebut haruslah ditumpas dan dibasmi dalam negeri, agar masyarakat Papua lebih aman, nyaman dan tenteram.


Diharapkan kepada seluruh masyarakat agar tidak takut karena aparat keamanan semaksimal mungkin akan menjaga masyarakat papua serta menjaga keamanan negara serta tidak terpengaruh dengan adanya isu-isu yang disebarkan dalam publik.(yta)

Rabu, 10 September 2014

0 Karakter TNI AL Demi Keamanan Laut Indonesia


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
Jayapura -  Hari Ulang Tahun Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut memang jarang diperingati oleh masyarakat umum. Namun demikian, semangat HUT TNI AL ini layaklah direnungkan karena keinginan TNI AL untuk menjadi prajurit berkelas dunia harus didukung agar bisa menjaga wilayah Indonesia yang sebagian besar terdiri dari lautan.

Komandan Lamtamal X Jayapura, Brigjen TNI Mar. Gatot Triswanto ingin agar TNI AL di Papua juga bisa menjadi prajurit berkelas dunia. Dalam peringatan HUT TNI AL di Lantamal X ini memang hanya dilaksanakan dengan sederhana, namun tidak berkurang maknanya.

Upacara khusus HUT TNI dilaksanakan dengan khidmat di Lapangan Upacara Makilantamal X di Hamadi, Distrik Jayapura Selatan, Rabu (10/9). Dipimpin langsung oleh Komandan Lantamal Brigjend TNI Mar. Gatot Triswanto, dia berharap agar seluruh prajurit bisa menepati empat keunggulan sebagaimana yang dipesankan oleh Kepala Sataf Angkatan Laut (KASAL) Laksamana TNI Dr. Marsetio.

Dengan menepati empat keunggulan tersebut, serta menumbuhkembangkan karakter sejati prajurit Matra Laut, maka prajurit TNI AL akan bisa bersaing dikelas dunia. Adapun empat keunggulan tersebut adalah unggul daya sumber manusia, unggul teknologi, unggul organisasi dan unggul kemampuan operasional.

Empat keunggulan tersebut telah dirumuskan kembali berdasarkan situasi saat ini sehingga menjadi paradigma baru. Dimana paradigma tersebut adalah sebagai pedoman bagi seluruh personel TNI AL dan dijabarkan dalam bentuk petunjuk pelaksanaan tugas strata masing-masing guna membangun dan meningkatkan kualitas TNI AL yang handal, disegani serta berkelas dunia.

Dalam sambutannya itu, Danlamtamal juga menyampaikan lima pesan dari Kepala Staf TNI AL yang juga dibacakan diseluruh pangkalan TNI AL di Indonesia. Pesan pertama adalah agar prajurit bisa meningkatkan kualitas diri sebagai prajurit matra laut yang profesional dan berdedikasi tinggi dengan berpedoman kepada Trisila TNI AL, selaras dengan paradigma baru World Class Navy.

Yang kedua adalah agar prajurit mempedomani dan menghormati hukum, perundang-undangan serta hak asasi dalam setiap pelaksanaan tugas. Selanjutnya agar prajurit juga melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab disertai kerelaan berkorban serta tulus ihklas. Sementara yang keempat adalah prajurit juga harapkan mengutamakan prisip zero accident dan memelihara alutsista yang dipercayakan negara agar tetap dapat mendukung keberhasilan pelaksanaan tugas secara optimal.

Pesan Kasal yang kelima adalah agar kita meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi terhadap perkembangan situasi yang cepat berubah, agar kita dapat bertindak proaktif dalam mengatasi setiap permasalahan yang merugikan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.


Dalam HUT TNI AL itu, Kasal juga memberikan pencerahan kepada prajurit agar selalu meneladani para pahlawan yang telah melakukan pertempuran dalam mengawal kemerdekaan Indonesia dari laut. Berbagai pertempuran heroik juga dipaparkan agar memberikan semangat kepada prajurit seperti pendaratan pasukan M yang dipimpin oleh Kapten Markadi dan Operasi Lintas Laut di Selat Bali dan Pertempuran Laut Aru yang dikomandani oleh Komodor Yos Sudarso.

Selasa, 09 September 2014

0 Laksanakan Dialog Jakarta-Papua Demi Kesejahteraan Masyarakat Papua


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!


Jayapura -  Juru bicara TPN/OPM, Saul Y. Bomay mengatakan menolak keras dialog Jakarta-Papua yang diancang-ancang oleh sejumlah pihat pada saat konfrensi pers di Prima Garden, Abepura, Selasa (9/9).

Juru bicara ini TPN/OPM ini adalah mantan tahanan/narapidana politik Tanah Papua mengatakan bahwa mereka minta perundingan politik segitiga di bawah pengawasan pihak ketiga. Dengan menghadirkan pelaku utama yakni Amerika Serikat, pelaku kedua Belanda dan pelaku ketiga Republik Indonesia dan pelaku keempat PBB.

Dia juga mengatakan, Jakarta memberikan Otsus, UP4B dan Otsus Plus merupakan sistem dari pembantaian dan pembunuhan terhadap orang Papua. Serta dia juga bertanya “menapa Aceh bisa lepaskan, sedangkan kami (Papua) tidak, ada apakah?

Dengan pernyataannya diatas, pastilah semua semua orang bertanya kembali mengapa dia ingin melepaskan Papua dari Indonesia? Padahal semua orang tahu dan semua negara tahu bahwa Papua itu adalah bagian dari Indonesia. Sedangkan Otsus, UP4B dan Otsus Plus merupakan suatu program pemerintah dan pemerintah pusat untuk memajukan pembangunan di Papua. Tapi salah satu Juru bicara TPN/OPM ini mengatakan bahwa program tersebut merupakan sistem dari pembantaian dari pembantaian dan pembunuhan terhadap orang Papua.

Padahal, seluruh masyarakat Papua sejahtera dengan adanya program Otus dan UP4B itu. Yang membuat kerusuhan, pembantaian dan pembunuhan itu sendiri disebabkan oleh orang-orang yang berusaha memisahkan Papua itu sendiri. Dan OPM itu sendiri telah menyengsarakan masyarakat Papua.

Selama ini, program tersebut telah berjalan dengan lancar dan membuahkan hasil yang sangat besar yang dapat membangun dan menyejahterakan rakyat Papua. Adapun beberapa contoh pembangunan yang dilakukan oleh program tersebut yaitu pembangunan perusahaan-perusahaan, sekolah, rumah sakit. Hal itu delaksanakan demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Seluruh pembangunan telah dilaksanakan dan masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas-fasilitas tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Anggota OPM tersebut tidak mungkin bisa mempengaruhi masyarakat, karena masyarakat Papua telah sejahtera. Masyarakat hanya ingin sejahtera, bukan kesengsaraan dan dibawah tekanan para pemberontak seperti OPM yang sering menyiksa dan membunuh masyarakat.

Diharapkan dialog tersebut agar tetap dilaksanakan karena dialog tersebut demi kesejahteraan masyarakat Papua serta kepada Bapak Presiden dan Wakil Presiden yang baru yaitu Jokowi-JK agar menindak tegas orang-orang yang berusaha memisahkan Papua dari Indonesia serta orang-orang yang menyiksa masyarakat Papua.

Text Widget

Label