Senin, 19 Mei 2014

0 PILPRES “YES”, GOLPUT “NO” MENCIPTAKAN TANAH PAPUA DAMAI


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!

                Pace, mace… sudah tau to kalau tanggal 9 Juli nanti ada acara besar buat kita? Iya betul, tanggal 9 Juli 2014 adalah jadwal pemilihan presiden (pilpres) bagi kita semua bangsa Indonesia dari Aceh sampai Papua, dari Sabang sampai Merauke. Jangan lupa datang ke TPS gunakan hak suara kita untuk memilih presiden dan wapres yang kita anggap paling layak untuk memimpin kita bangsa Indonesia. Siapa calon presidennya? Sabar dulu, nanti tanggal 5-9 Juni baru kita tau siapa calon presiden dan wakil presiden yang akan bertarung di pilpres. Karena pada tanggal itu KPU mengumumkan secara resmi pasangan capres dan cawapresnya.
            Pentingkah ikut pilpres? Jawabannya “ya”. Dengan ikut menggunakan hak suara yang kita punya, berarti kita telah ikut andil dalam menentukan pemimpin kita untuk 5 tahun ke depan. Lalu bagaimana dengan golput? Orang yang golput adalah orang yang tidak bertanggung jawab dan tidak mau tau dengan nasib bangsanya sendiri. Jadi, mari kita semua sempatkan diri untuk datang ke TPS dan memilih calon yang kita percaya mampu membawa Papua pada khususnya dan Indonesia pada umumnya ke arah yang semakin baik.
            Inilah beberapa himbauan atau seruan dari Kepala Kepolisian Nasional Negara Federal Republik Papua Jendral Polisi Elias Ayekeding kepada seluruh rakyat Papua di tujuh (7) Negara Bagian dalam Negara Republik Federal Papua Barat bahwa :
1.         Seluruh Suku Adat Papua agar menjaga ketertiban dan keamanan dan tidak terprovokasi terhadap issu-issu yang berkembang yang dapat membuat Papua tra aman.
2.         Bagi masyarakat yang hendak memilih, kami NRFPB tra melarang, namun apabila ada masyarakat yang tidak ikut memilih dalam pemilu agar tra ganggu jalannya proses Pemilihan Umum.
3.         PETAPA (Penjaga Tanah Papua) dan Kepolisian Adat akan membantu aparat keamanan dalam Pemilu 2014 walaupun tra secara langsung di tiap-tiap TPS.
4.         Anggota PETAPA dan Kepolisian NRFPB diberikan Hak untuk memilih dalam Pemuli 2014, apabila tra memilih jangan ganggu atau provokasi teman-teman yang berikan suaranya saat pencoblosan.
5.         Boikot Pilpres merupakan isu dan bertujuan memprovokasi situasi Papua.
            Pace, mace… Banyak yang bilang tidak usah ikut pilpres karena kita orang Papua tetap miskin. Ajakan itu sama sekali tidak benar. Papua yang sekarang sudah jauh lebih maju dari Papua 10 atau 20 tahun lalu. Kita akui itu to? Semakin banyak pembangunan jalan-jalan biar kita bisa bepergian kemana-mana, sekolah-sekolah biar anak-anak kita semakin pintar, dan pasar-pasar untuk kita berjualan. Kalau kita mau bekerja keras pasti kita tidak akan miskin. Tapi kalo kita malas-malasan, tidak mau kerja dan suka minum miras ya pasti kita akan miskin. Betul to?
            Banyak yang bilang kita orang Papua mau dikuasai sama pendatang, jadi kita harus mengusir mereka. Aduhh.... kejam sekali kalau kita punya pikiran seperti itu. Ingat, kita ini semua bersaudara. Mau yang berkulit hitam, putih, sawo matang, berambut keriting, lurus, maupun bergelombang semua bersaudara. Ingat, Tuhan menciptakan kita berbeda-beda dan kita wajib untuk saling menghormati serta mengasihi. Bapak-bapak Pendeta di Gereja kan mengajari kita seperti itu. Kenapa para pendatang bisa sukses di Papua? Jawabannya adalah karena kerja keras. Mereka bekerja siang dan malam tanpa mengenal lelah demi mendapat kemakmuran. Harusnya kalau kita juga mau suskses, kita jangan malu mencontoh kerja keras mereka. Bukan malah membenci mereka dan menganggap mereka penjajah. Kalau pun kita orang Papua mau mencari nafkah di tempat lain, seperti Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera dan lainnya kita bebas kok tanpa ada yang membenci. Karena kita kan orang Indonesia, jadi bebas mau tinggal dimana saja selama masih dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indoneia (NKRI).
            Ada lagi yang bilang kalau kita tidak usah ikut pilpres karena kita orang Papua bukan bagian dari Indonesia dan hasil Pepera tahun 1969 adalah tidak sah. Aduhhh…. Masa’ kita harus berulang-ulang belajar sejarah tentang Pepera. Hasil Pepera tahun 1969 adalah SAH dan sudah FINAL karena telah disahkan oleh PBB melalui Sidang Majelis Umum PBB yang menghasilkan Resolusi nomor 2505, pada tanggal 19 November 1969. Janganlah kita orang Papua menguras energi untuk hal yang tidak bermanfaat meminta pelurusan sejarah. Sejarah sudah lurus, mau diluruskan seperti apa lagi? Masih banyak hal yang perlu kita pikirkan, yaitu bagaimana supaya Papua menjadi lebih maju dan lebih damai. Mari kita orang Papua menjadi bagian dari generasi demokrasi dengan ikut menyukseskan Pilpres 2014 dan memilih pemimpin yang berkualitas dan dapat membawa kemakmuran bagi bangsa kita tercinta Republik Indonesia.
Sebagaimana isi ceramah Pendeta Geradus Heluka, S.Th seorang Tokoh Kingmi Papua kepada para jemaahnya digereja Kemah Injil di Tanah Papua bahwa “Suara rakyat suara Tuhan” antara lain :
1.         Syalom... Pace, Mace, Adik, Kakak, Om, Tante, Tong semua orang Papua yang taat dengan firman tuhan to..? Ingat e.. di dalam Al-Kitab kitong diminta untuk mencari pemimpin seperti firman tuhan di keluaran 18:21 “di samping itu kau carikam dari seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, ornag-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap, tempatkanlah mereka di antara bangsa itu menjadi pemimpin.
2.         Kisah para Rasul 1:15-26, ketika murid-murid/ rasul-rasul bersama umat tuhan lainnya hendak memilih murid pengganti Yudas.   Secara demokratis diusulkan/ dicalonkan, “PEMILU” versi para Rasul dan umat tuhan waktu itu (dengan metode mengundi) melalui tahapan sebagaimana tertulis: Lalu mereka mengusulkan dua orang: Yusuf yang disebut Barnabas dan yang juga bernama Yustus dan Matias.    Mereka semua berdoa dan berkata: “Ya tuhan, engkaulah hati semua orang, tunjukanlah kiranya siapa yang engkau pilih dari kedua orang ini...”(KIS 1:23-24).

3.         Tra ada alasan kitong orang Papua tra memilih dalam Pilpres tanggal 9 Juli 2014. Kalo ada yang ajak tra milih dorang itu sama dengan melawan perintah tuhan! Su tau to.. kalo orang su berani lawan perintah tuhan pasti dorang pu kehidupan tra laku dan terkutuk e...! dalam firman tuhan juga disampaikan bukan kamu yang memilih aku, tetapi akulah yang memilih kamu (Yoh 15:16A) jadi kitong pu suara nih merupakan alat tuhan untuk menyatakan kuasa (pilihan) tuhan dalam memilih pemimpin.

0 komentar:

Posting Komentar

Text Widget

Label